x

Besok, Ombudsman Klarifikasi Kapolres Sergai Terkait Dugaan Pelecehan Seksual di MAN

2 minutes reading
Wednesday, 14 Jul 2021 11:38 0 231 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Dalam rangka menindaklanjuti dugaan maladministrasi penundaan berlarut atas laporan YE, seorang honorer di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Serdangbedagai (Sergai), Ombudsman RI Perwakilan Sumut dijadwalkan meminta klarifikasi kepada Kapolres Sergai, Kamis (15/7/21).

Kasus itu sendiri terkait pelaporan dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum Kepala MAN 1 terhadap pelapor. Karena berdasarkan pengakuan korban, meski sudah dilaporkan sejak 17 September 2020 sesuai  LP Nomor STTLP/180/IX/2020/SU/RES SERGAI, namun hingga kini tak ada perkembangan.

“Rencananya Kapolres diundang untuk dimintai klarifikasi pada Kamis besok. Undangannya sudah kita layangkan,” kata Kepala Ombudsman RI Perwakilan Sumut Abyadi Siregar, Rabu (13/7/2021).

Menurutnya, adapun yang menjadi objek pemeriksaan mereka adalah dugaan maladministrasi berlarut oleh Polres Sergai dalam penanganan laporan itu. “Kami ingin lebih jauh menggali apa kendala dalam proses laporan ini,” ungkapnya.

Selain memanggil Kapolres Sergai, Ombudsman juga menjadwalkan meminta klarifikasi kepada terlapor, Kepala MAN 1 Sergai, FN atas kasus ini. Permintaan klarifikasi kepada FN dijadwalkan pada Jum’at (16/7/2021).

Seperti diketahui sebelumnya, perkara ini mencuat saat seorang pegawai honorer di salah satu MAN di Sergai berinisial YE (29) melapor ke Ombudsman RI Perwakilan Sumut, pada Jum’at, 9 Juli 2021. Kedatangan YE karena ia merasa laporannya menyangkut dugaan pelecehan seksual oleh oknum Kepala MAN, FN, yang dialaminya tidak ditindaklanjuti oleh kepolisian.

Dengan mata berkaca-kaca, ia menceritakan peristiwa yang membuatnya terpaksa berhenti bekerja ini. YE menceritakan, awalnya ia kerap digoda-goda oleh FN dengan mengajaknya jalan-jalan. Awalnya ia tak menganggap itu serius. Namun, godaannya semakin lama semakin sering.

Hingga akhirnya pada Desember 2019, ia didatangi oleh FN, saat sedang bekerja di perpustakaan. Tiba-tiba tanpa basa basi, FN menarik dan memeluk tubuhnya. Sejurus kemudian, tangan FN masuk ke bagian dadanya.

Betapa terkejutnya YE dengan perlakuan itu. Ia pun coba melawan namun tak berdaya. Lantas, sang kepsek, FN, kata dia, mengancam YE agar tidak menceritakan peristiwa itu kalau masih ingin bekerja di sekolah tersebut.

“Saya ini honorer, dan yang mengangkat saya itu kan kepala sekolah,” kata YE, bercerita kepada wartawan di Ombudsman.

Karena takut kehilangan pekerjaannya, YE memilih diam. Namun, ternyata, pelecehan itu terus berulang. Semua pelecehan ini dialaminya di lingkungan sekolah, hingga akhirnya karena tidak tahan, korban memilih mengundurkan diri.

Editor : Teuku/rilis

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x