BICARAINDONESIA-Jakarta : Biaya umrah terancam mengalami kenaikan karena harga hotel di Arab Saudi naik hingga 300%.
Padahal, Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) telah menyampaikan paket dan susunan biaya ke masyarakat sejak jauh hari sebelum berangkat ke Arab Saudi.
Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Firman M Nur tidak secara lugas menyatakan berapa kenaikan biaya umrah. Namun, kata Firman, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran bagi PPIU untuk menyikapi kenaikan tersebut.
PPIU dan jamaah diharap dapat saling membangun pengertian dan memahami kondisinyya. Serta memberikan kesempatan bagi PPIU untuk tetap melayani dengan pelayanan terbaik sesuai biaya umrah yang sudah disepakati.
“Jika memang harus melakukan penambahan biaya, penambahan tersebut harus sesuai dengan keadaan sesungguhnya. Jika harus melakukan perubahan hotel, baik setaraf maupun di bawahnya karena hotel yang dipilih telah penuh, sebaiknya disosialisasikan kepada jamaah terlebih dulu,” ujar Firman.
Dalan sura edaran itu juga terdapat poin yang memuat perubahan program/jadwal keberangkatan. Misalnya, semestinya ke Makkah, bisa terlebih dulu ke Madinah atau sebaliknya.
“Bisa juga sebelum ke Madinah ke Thaif dulu. Namun, semua itu harus disosialisasikan kepada jamaah sehingga tetap merasa aman, nyaman, dan menyenangkan,” imbuh Firman.
Selain itu, Firman juga meminta PPIU untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada jamaah/masyarakat terkait perubahan yang terjadi di Saudi.
“Jika ada perubahan program dan harga, penyelenggara bisa menawarkan program tersebut dengan komitmen baru yang disetujui jamaah,” tandasnya.
Diketahui, beberapa jamaah sudah dipindahkan dari hotel di Makkah akibat dari kenaikan tarif hotel. Kenaikan harga hotel di Arab Saudi tidak hanya dilatarbelakangi oleh kenaikan kurs ataupun dampak perang Rusia-Ukraina. Namun, karena para pemilik hotel ingin menutupi kerugian mereka dalam dua tahun terakhir, selama masa pandemi Covid-19.
Editor: Rizki Audina/*