x

BKSDA Sumbar Lepasliarkan Harimau Sumatera ke Hutan Lindung Pasaman Barat

2 minutes reading
Friday, 30 Jul 2021 08:26 0 220 Ika Lubis

BICARAINDONESIA- Pasaman Barat : Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, melepasliarkan kembali seekor Harimau Sumatera (Panthera Tigris Sumatrae) berjenis kelamin betina. Satwa yang diberi nama Sipogu itu dikembalikan ke habibatnya di landscape Panti Batang Gadis Kawasan Hutan Lindung, Kabupaten Pasaman Barat.

“Iya. Hari ini kita lepasliarkan,” kata Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Ardi Andono, Jumat (30/7/2021).

Ardi mengatakan, Sipogu merupakan satwa yang diselamatkan dari perkebunan PT PMS oleh BKSDA Sumbar pada 19 Juli 2021 lalu dengan menggunakan kandang jebak atau boxtrap yang dipasang di perkebunan milik perusahaan tersebut. Munculnya harimau ini sempat membuat geger, karena harimau berusaha mengejar mobil para pekerja.

Setelah diselamatkan, satwa kemudian diobservasi ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) Bukittinggi. Kemudian dilanjut dengan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan.

Ardi mengatakan, Tim Medis TMSBK menyatakan bahwa Harimau Sumatera Sipogu dalam kondisi sehat dengan sifat liar yang masih terjaga sehingga direkomendasikan untuk dilakukan pelepasliaran ke habitat alamnya.

“Harimau Sumatera ini telah observasi dan menjalani pemeriksaan kesehatan oleh tim medis sebelum dikembalikan ke habibatnya,” katanya.

Untuk lokasi pelepasliaran Harimau Sumatera Sipogu, BKSDA Sumbar telah melakukan kajian calon lokasi pelepasliaran bersama Yayasan Sintas Indonesia. Beberapa tahapan sudah dilewati, yakni rapid assestment lokasi pelepasliaran, kegiatan ground check untuk melihat ketersediaan pakan, ancaman dan gangguan, serta menentukan jalan rintis.

“Setelah dilakukan kajian, landscape Panti Batang Gadis Kawasan Hutan Lindung Pasaman Barat memenuhi kriteria sebagai lokasi pelepasliaran Sipogu,” kata dia.

Ardi mengucapkan terima kasih atas dukungan Bupati Pasaman Barat serta para pihak yang berkomitmen untuk melestarikan Harimau Sumatera. Selanjutnya akan dibentuk tim Community Patrol yang terdiri dari masyarakat adat dan tokoh muda setempat yang akan melanjutkan patroli dilokasi tersebut sebagai upaya monitoring pasca pelepasliaran.

Sementara itu, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratnon menyampaikan bahwa KLHK bersama para pihak terus berupaya mencegah dan menanggulangi konflik yang terjadi antara manusia dan satwa liar.

“Ketika konflik terjadi, sering satwa liar menjadi korban sehingga diperlukan kesadaran masyarakat yang berada di sekitar habitat Harimau bahwa apabila daerahnya merupakan area rawan konflik maka segera laporkan ke BKSDA terdekat agar mendapatkan arahan terkait upaya mitigasi dan penanganan konflik satwa liar,” kata Wiratno.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x