BICARAINDONESIA-Jakarta : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa awal musim kemarau di Indonesia akan terjadi pada April 2024. Musim kemarau akan dimulai di wilayah NTT, NTB, Bali, lalu diikuti wilayah Jawa. Musim kemarau baru mendominasi hampir seluruh wilayah Indonesia pada Mei-Agustus 2024.
BMKG memprediksi awal musim kemarau seiring aktifnya monsun Australia.
“Awal musim kemarau berkaitan erat dengan angin baratan atau monsun Asia menjadi angin timuran atau monsun Australia,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati melalui konferensi pers secara daring, Jumat (15/3/2024).
“Secara umum musim kemarau 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal,” tambah dia.
BMKG turut mengimbau para pemangku kepentingan dan masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau, terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya. Wilayah seperti ini diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan sumber air.
Tak hanya itu, untuk wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau atas normal atau lebih basah dari biasanya juga diperlukan tindakan antisipatif. BMKG meminta agar pemda lebih optimal dalam menyimpan air pada akhir musim hujan ini.
“Informasi dalam prediksi musim kemarau ini dijadikan sebagai peringatan dini untuk dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam menyiapkan atau melakukan aksi dini, sehingga dampak negatif itu dapat dicegah, bahkan dapat dilakukan pemanfaatan dampak positif,” pesan Dwikorita.
“Dan juga perlu diperhatikan penyesuaian pola dan jenis pola tanam,” imbuhnya.
Pada kesempatan ini, Dwikorita turut menjelaskan fenomena El Nino diprediksi akan segera menuju netral Mei, Juni, Juli 2024. Kemudian setelah triwulan ketiga yaitu Juli, Agustus, September 2024 berpotensi beralih menjadi La Nina Lemah.