x

BPBD Sebut Faktor Hujan dan Tanah yang Labil Jadi Penyebab Banjir dan Tanah Longsor di Sumut

2 minutes reading
Monday, 13 Jul 2020 11:44 0 204 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Jakarta : Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat kejadian bencana banjir dan tanah longsor di wilayah Sumatera Utara pada awal Juli 2020, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan material.

BPBD Kota Pematang Siantar melaporkan banjir bandang yang terjadi di Kelurahan Tanjur Pingir, Kecamatan Sinatar Martoba, Sabtu (11/7) pukul 21.30 WIB, mengakibatkan 1 orang meninggal dunia.

Warga meninggal karena hanyut terbawa arus saat mengendarai sepedamotor. BPBD setempat masih melakukan pendataan warga yang terdampak.

Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kota Pematang Siantar telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti kaji cepat, evakuasi korban dan pembersihan sisa material lumpur. Kondisi saat ini banjir telah surut.

Sementara itu, tanah longsor terjadi di dua lokasi, yakni di Kabupaten Simalungun dan Deliserdang. Tanah longsor di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Simalungun terjadi, Sabtu (11/7).

BPBD setempat mengidentifkasi 7 keluarga mengungsi, sedangkan kerugian material mencakup 2 rumah dan 1 gereja yang tertimbun tanah dan 15 rumah lain terdampak dan telah ditangani dengan mengerahkan alat berat untuk membersihkan material lumpur.

Sedangkan longsor lainnya terjadi di Desa Demak Maleho, Kecamatan Bangunpurba, Deliserdang, pada Minggu (12/7).

Tanah longsor yang terjadi pada 18.45 WIB mengakibatkan satu orang luka berat dan 3 Keluarga mengungsi.

Korban luka tersebut telah dirawat di RSUD Deliserdang untuk perawatan intensif. Kerugian material mencakup 3 rumah rusak berat.

Berdasarkan laporan BPBD, sejumlah kejadian tersebut dipicu oleh faktor hujan dengan intensitas tinggi, sedangkan longsor dipengaruhi juga kondisi tanah yang labil.

Dilihat dari prakiraan cuaca Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), wilayah Provinsi Sumatera Utara memiliki curah hujan dengan tingkat menengah pada dasarian II – III dan I Agustus 2020.

Meskipun dengan curah hujan menengah, masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan siap siaga untuk mengantisipasi fenomena alam yang dapat berpotensi bencana.

Melalui analisis InaRISK, Provinsi Sumatera Utara, termasuk wilayah dengan tingkat bahaya sedang hingga tinggi untuk banjir bandang.

Setidaknya 30 kabupaten dengan luas bahaya mencapai 150.720 hektar memiliki potensi bahaya tanah longsor di sejumlah kabupaten. Populasi terpapar untuk bahaya banjir bandang dengan kategori sedang hingga tinggi mencapai lebih dari 650 ribu orang.

Sedangkan pada tanah longsor, provinsi ini juga memiliki tingkat bahaya sedang hingga tinggi.

Jumlah populasi terpapar mencapai lebih dari 580 ribu jiwa di 27 kabupaten dengan luas bahaya hingga 1,9 juta hektar.

Menyikapi potensi ancaman bahaya hidrometeorologi, masyarakat diimbau untuk mengenali tanda-tanda alam dan lingkungan sekitar.

Ini dapat menjadi pengetahuan lokal untuk membangun peringatan dini dalam mengantisipasi ancaman bahaya.

Penulis / Editor : Ril/Amri

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x