BICARAINDONESIA-Percut Seituan : Peristiwa peluru nyasar yang dilesakkan oknum anggota Polri hingga merusak kaca jendela dan tembok kediaman pasangan suami istri Darman Harahap dan Hermawati Dasopang di Jl. Sidomulyo, Gang Keluarga, Dusun VII, Desa Sei Rotan, Kec. Percut Seituan, Kab. Deliserdang, Sumatera Utara, terus menjadi perhatian warga.
Apalagi, meski sudah berlalu lebih dari 24 jam, belum ada tanda-tanda dari perwakilan pihak kepolisian yang bersedia bertanggungjawab untuk mengganti kerugian korban.
Menyikapi peristiwa itu, DPD Forum Masyarakat Pemantau Negara (Formapera) Deliserdang mengaku sangat menyayangkan sikap tidak peduli kepolisian atas peristiwa tersebut.
Karena tak hanya merusak kediaman warga tak bersalah, akibat kejadian itu, pemilik rumah juga mengaku trauma. Terlebih insiden peluru nyasar itu persis terjadi di depan pemilik rumah yang saat itu sedang menonton televisi.
“Sebagai LSM yang menjunjung supremasi hukum, tentu kami sangat mengapresiasi sikap jajaran Polda Sumut yang bersikap tegas terhadap pelaku tindak kriminal khususnya pada pelaku begal. Tapi tentunya, kami juga sangat menyayangkan jika oknum-oknum polisi yang bertugas di lapangan, terkadang abai terhadap sikap profesionalisme itu,” ungkap Muslim Susanto, Ketua DPD Formapera Deliserdang, Rabu (9/9/2020).
Dalam kasus peluru nyasar tersebut, kata Muslim, profesionalisme Polri khususnya oknum polisi yang bertugas pada malam itu, tentu sangat pantas untuk dipertanyakan.
“Bagiamana ceritanya, menggerebek pelaku begal, tapi yang tertembak rumah warga yang jaraknya cukup jauh dari TKP. Untung saja hanya kena jendela, bagaimana jika yang kena pemilik rumah? Dan yang sangat kita sayangkan, harusnya perwakilan dari petugas yang dilapangan itu bisa mendatangi pemilik rumah minta maaf dan bertanggungjawab, tapi inikan tidak. Habis nangkap langsung pergi,” sesal Muslim.
Yang lebih membuat kecewanya lagi, sambungnya, sampai saat ini aparat kepolisian khususnya Kapoldasu Irjen Martuani Sormin yang sudah mengetahui kejadian ini, belum juga merespon keluhan korban.
“Buktinya sampai sore tadi kami mendatangi kediaman korban, belum ada juga perwakilan Polri yang datang bertanggungjawab,” ujar Muslim.
Padahal, katanya lagi, permintaan korban sangat sederhana, hanya minta ganti kaca jendelanya yang terkena peluru itu.
“Untuk itu, kami bermohon kepada Bapak Kapoldasu untuk memperhatikan kasus ini secara serius. Jangan hanya bisa membuat program Polisi Rindu Masyarakat, tapi begitu ada kejadian seperti ini malah cuek. Kasus ini juga jangan dianggap sepele, karena juga menyangkut integritas polisi khususnya terkait jargon melindungi dan mengayomi masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, peristiwa peluru nyasar itu terjadi saat sejumlah oknum polisi yang mengaku dari Polres Belawan, bertindak ala Koboy yang mengobral pelor di tengah pemukiman warga pada Senin malam, 7 September 2020 sekitar pukul 19.30 WIB
Sialnya, akibat tindakan membabi buta ketika mengejar pelaku begal, rumah warga justru yang menjadi sasaran hingga memicu kerusakan.
Adalah kediaman keluarga pasangan suami istri Darman Harahap dan Hermawati Dasopang yang menjadi sasaran. Akibat obral peluru itu, kaca jendela rumahnya pecah dan tembus hingga tembus ke tembok rumah.
Bahkan Hermawati yang saat itu sedang berbaring sambil menonton televisi, nyaris terkena peluru yang jatuh disisinya.
“Kemarin malam ada sekitar 6 orang polisi yang gerebek ke rumah Adit,” kisahnya sambil menunjuk rumah sasaran polisi yang berjarak sekitar 10 meter dari kediamannya, Selasa malam (8/9/2020).
Meski lokasi penggerebekan itu agak jauh, namun ia mengaku sempat mendengar 2 kali tembakan yang membuat warga sekitar heboh.
Belum lagi kepanikannya hilang, wanita 45 tahun itu sontak kaget ketika peluru turut menembus kaca rumahnya hingga menembus tembok.
“Saya pas tiduran sambil nonton tv. Hampir kena juga saya. Karena jarak saya cuma 1 meter aja dari jatuhnya peluru,” jelasnya dengan wajah yang masih mengisyaratkan trauma mendalam sambil menunjukkan proyektil peluru yang tertinggal di dalam rumahnya.
Setelah itu, tanpa pesan atau kata maaf, seluruh petugas kepolisian itu langsung pergi meninggalkan lokasi sambil membawa seorang tersangka yang disebut-sebut bernama Suhendra alias Een.
Sementara, sambil terbata-bata, ia pun berharap agar ada tanggungjawab dari pihak kepolisian atas kerugian yang dialaminya.
“Maunya gantilah kaca rumah kami ini, masak gak ada yang tanggungjawab,” harapnya.
Penulis : Feri
Editor : Yudis
No Comments