BICARAINDONESIA-Jakarta : Pemerintah akan menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sebesar 10% pada 2023 dan 2024. Dengan begitu, harga rokok dipastikan turut naik tahun depan.
Terkait kebijakan tersebut, pengusaha pun memberikan gambaran dampak dari kenaikan cukai itu terhadap harga rokok di tahun depan.
Ketua Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) Benny Wahyudi mengaku belum tahu apakah kenaikan cukai ini akan diiringi dengan kenaikan harga jual eceran (HJE). Dia mengatakan, kenaikan ini merupakan hal yang berat diteruskan atau dibebankan ke konsumen karena bisa membuat produk tidak laku.
Kemungkinan, katanya, kenaikan harga rokok akan terjadi secara bertahap. Tapi ia memastikan kenaikan harga pasti terjadi.
“Pasti (naik harga), cuma soal waktu, karena kalau dinaikkan sekaligus, ya itu tadi, konsumen mencari rokok yang lebih murah, mungkin juga mencari rokok ilegal,” terangnya, Jumat (4/11/2022), dikutip dari detik.
Gaprindo merupakan kelompok pengusaha yang menaungi rokok sigaret putih mesin (SPM). Benny menuturkan ada kemungkinan harga rokok juga akan naik sekitar 10%.
“Yang jelas sekitar pasti naiknya sekitar itu 10% ya, 10% juga nanti ada kenaikan, itu proporsional saja. Karena cukai itu kan per batang, per bungkus, nantinya kan,” ungkap dia.
Ia mencontohkan, jika rokok Marlboro harganya sekarang Rp 35 ribu per bungkus, harganya naik 10%.
“Iya sekitar gitu bisa nanti Rp 38 ribu (per bungkus) kira-kira begitu,” kata dia.
Selain Marlboro, dia mengungkap ada beberapa merek yang menjual SPM seperti Dunhill, Camel, dan lain-lain.
“Yang jelas nggak ada cengkihnya,” tambahnya.
No Comments