BICARAINDONESIA-Tanjungmorawa : Kontestasi hingga sampai ini menjadi salah satu ajang yang menjadi salah satu perhatian berbagai lapisan. Karena berbagai problema bisa saja terjadi untuk mendudukkan seorang pemimpin warga.
Tak heran, untuk pesta demokrasi itu, aparat keamanan sebagai pengendali keamanan, berupaya ‘power full’ untuk memastikan tak ada gesekan masyarakat dalam mengusung ‘jagoannya’ meraih kemenangan.
Bukan sebatas kepala daerah selevel Bupati, Walikota sampai Gubernur, pemilihan kepala desa (Pilkades) juga menjadi ajang bergengsi. Apalagi dibanding Pilkada dan Pemilu, Pilkades yang diatur dalam UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa dinilai cukup rawan gesekan.
Hal itu pula yang tengah berlangsung di Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. 304 desa di 22 Kecamatan bakal menggelar Pilkades pada 18 April 2022. Berdasarkan catatan, setelah dilakukan penjaringan dengan mengacu pada Peraturan Bupati Deliserdang Nomor 64 Tahun 2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa di Kabupaten Deliserdang, sebanyak 1.061 orang ikut dalam pesta demokrasi ini.
Berbagai dinamika pun mulai mewarnai kontestasi. Perang urat syaraf antar pendukung, black campaign sampai aksi verbal pendukung untuk menjatuhkan pesaing sejak awal terus terjadi.
Tapi yang cukup menarik dalam pilkades ini adalah majunya seorang wartawan sebagai calon Kades di Desa Bangunsari, Kecamatan Tanjungmorawa. Dialah Budi Nyata.
Supel dalam pergaulan dan cukup dikenal sebagai sosok yang ‘humble’, menjadi modal dasar pria yang akrab disapa Bunyak ini untuk ikut merebut kursi Kades di kampung halamanya ini.
“Niatnya murni untuk membangun kampung halaman saya,” ucapnya saat kru media Bicaraindonesia ngobrol santai dengan bapak 3 anak ini, Rabu, 13 April 2022.
Dengan latar belakang sebagai jurnalis selama 8 tahun, Bunyak mengaku dirinya terpanggil ikut kontestasi setelah melihat bagaimana kondisi Desa Bangunsari akhir-akhir ini.
Calon yang mengusung jargon SEHAT (Sejahtera, Efisien Harmonis, Amanah dan Transparan) ini mengaku sudah melihat dan mendengar langsung berbagai aspirasi warga yang selama ini sangat kurang perhatian. Bagaimana warga tidak diajak kolaborasi untuk ikut berperan aktif membangun dan memajukan desa dalam berbagai hal sesuai kemampuan mereka.
“Untuk merubah itu semua, tentu tak bisa hanya sebatas mengeritik. Masuk ke dalam sistem adalah cara tepat bagi kita untuk merubah hal-hal yang selama ini masih perlu dibenahi,” ucapnya.
Tanpa bermaksud mendiskreditkan kepemimpinan Kades saat ini, namun semua itu agaknya sudah terjawab dengan keluhan dari apa yang dirasakan oleh masyarakat.
“Kita tidak perlu menjatuhkan pihak lain untuk naik. Itu bukan tipikal saya. Tapi mari buktikan. Mana yang sekadar kata-kata, mana yang nyata. Mungkin ini filosofi nama saya yang diberikan orang tua. Saya harus turun ke masyarakat untuk berbuat nyata,” tandasnya seraya tertawa.
Untuk itu Bunyak memberi pesan dalam Pilkades dimana pun, dedikasi sebelum meraih kursi harusnya bisa diapresiasi.
Karena itu, warga desa Bangunsari jangan salah pilih. Nomor 3 tentu pilihan paling tepat untuk memimpin warga. Pilih Budi Nyata sebagai Kepala Desa. Nyata Kerjanya, Sejahtera Masyarakatnya.
Penulis/Editor : Yudis
No Comments