BICARAINDONESIA-Lima : Diserang saat patroli, seorang polisi Peru dibakar hingga tewas oleh para demonstran antipemerintah di Wilayah Puno. Akibatnya, unjuk rasa yang terjadi sejak lengsernya mantan Presiden Pedro Castillo itu menelan korban total 47 orang.
Associated Press melansir pada Rabu (11/1/2023), insiden keji itu terjadi saat polisi bernama Jose Luis Soncco Quispe (29) sedang berpatroli dengan seorang rekannya di Juliaca. Kota itu dekat dengan perbatasan Peru-Bolivia dan Danau Titicaca, Senin (9/1/2023) malam waktu setempat.
Kedua polisi itu tiba-tiba diserang oleh massa yang kemudian membakar kendaraan mereka. Rekan patroli Soncco, Ronald Villasante Toque berhasil selamat dalam serangan itu. Villasante dilarikan ke sebuah rumah sakit di ibukota Lima dengan sejumlah luka di bagian kepalanya akibat dipukuli massa.
Usai menjalani pengobatan, Villasante mengatakan bahwa dirinya dan Soncco ‘disekap dan diserang oleh sekitar 350 pengunjuk rasa’. Dia mengaku tidak menyadari apa yang terjadi pada Soncco setelah serangan itu.
Di Kongres Peru, Perdana Menteri (PM) Alberto Otarola mengonfirmasi kematian Soncco dan menyebut keduanya diserang oleh demonstran.
“Polisi tiba di lokasi kejadian dan mendapati bahwa salah satu polisi telah dipukuli dan diikat. Sementara satu polisi lainnya, Luis Soncco Quispe, sangat disayangkan telah meninggal dunia. Dia dibakar hidup-hidup di dalam mobil patrolinya,” ucap Otarola.
Otarola juga mengumumkan pemberlakuan jam malam selama tiga hari, mulai pukul 20.00-04.00 waktu setempat hingga pukul 04.00 di wilayah Puno. Hari berkabung untuk para korban tewas juga ditetapkan pada Rabu (11/1/2023) waktu setempat.
Secara terpisah, Kantor Ombudsman Peru menyebut, sejak unjuk rasa dimulai pada Desember lalu setelah Castillo langkah, 39 warga sipil tewas dalam bentrokan dengan polisi. Sekitar tujuh orang lainnya tewas dalam kecelakaan lalu lintas, ditambah satu polisi yang tewas.
Unjuk rasa terus berlanjut di berbagai wilayah Peru dengan para demonstran menyerukan pemilu segera dilanjutkan di area-area pedesaan terabaikan yang masih loyal pada Castillo.
Unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan itu dimulai setelah pencopotan dan penangkapan Castillo, yang dikecam secara luas karena berupaya membubarkan Kongres Peru demi mencegah pemakzulan dirinya.
Editor: Rizki Audina/*