x

Diduga Dianiaya Aparat, 4 Anggota Kelompok Tani di Inhil Derita Luka Berat

4 minutes reading
Wednesday, 28 Aug 2024 07:42 0 89 admin

BICARAINDONESIA-tembilahan : Empat orang anggota Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul Desa Sekayan, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Provinsi Riau menjadi korban penculikan dan penganiayaan puluhan orang tak dikenal (OTK).

Keempatnya kini harus menjalani perawatan intensif di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Puri Husada, Tembilahan.

Salah satu korban bernama Sudarmonom. Pria 35 tahun itu tampak terbaring lemah tidak berdaya di tempat tidur ruangan perawatan, Selasa siang (27/8/2024).

Sudarmono mengeluhkan sesak nafas dan nyeri hebat di bagian kepalanya akibat benturan sehingga mengalami luka dalam.

Berdasarkan keterangan dokter jaga IGD RSUD PH Tembilahan, pasien tersebut mengalami keluhan sesak karena berdasarkan keterangan pasien ia dianiaya dengan cara diinjak oleh para pelaku yang menculiknya di pos perkebunan sawit

“Kita sudah lakukan pemeriksaan (Sudarmono), dari rontgen tidak ada patah tulang atau apa, terus pasien mengeluh nyeri kepala karena benturan,” ujar dr Merina Andini.

Selain Sudarmono, 3 orang rekannya di pos jaga yang turut menjadi korban penganiayaan OTK pada Senin malam (26/8/2024) itu antara lain sang adik bernama Ronal (29), Yusri Azhar Hasibuan (52) dan anaknya Didik Supriadi Hasibuan (20).

Kondisi Sudarmono didiagnosa paling parah dari rekan-rekannya yang lain, sehingga harus menjalani observasi dan dipindah ke ruang rawat inap.

“Korban dipukul menggunakan besi sawit di bagian kepala. Saat ini kita observasi untuk di rawat, karena bagian kepala,” ujar dr Merina.

Dua petani Inhil lainnya yang juga menjadi korban penculikan dan penganiayaan/foto : ist

Berdasarkan pemeriksaan dokter, korban Ronal  juga mengaku dipukul menggunakan besi pada pipi sebelah kanan dan tapak luka lecet begitu juga pada pipi sebelah kiri.

Selanjutnya korban Didik Supriadi Hasibuan, mengeluhkan nyeri pada hidung dan hasil rontgen karena benturan yang menyebabkan pembuluh darah di hidungnya pecah sehingga menyebabkan bengkak pada hidung.

Terakhir Yusri Azhar Hasibuan, mengalami  luka gores pada pipi sebelah kanan akibat sayatan benda tajam.

Menurut Pengakuan Ronal, sebelum kejadian nahas tersebut, ia bersama rekan-rekannya tersebut sedang menjaga sawit di pos perkebunan tepatnya di Dusun Semaram sekitar pukul 23.00 WIB.

Namun tiba-tiba mereka diserang oleh sejumlah OTK berpakaian preman yang mengaku sebagai oknum aparat TNI.

“Kami kerja tiba-tiba datang ramai – ramai sekitar 30 orang, kami tidak tau permasalahannya, kami langsung di pukuli,” ujar Ronal kepada awak media di RSUD PH.

Lebih lanjut korban lainnya Yusri mengaku mendapat perlakuan tidak menyenangkan yaitu kekerasan di pos tersebut dengan kondisi tidak menggunakan baju serta diikat.

Tidak sampai disitu, dari area perkebunan mereka lalu dibawa menggunakan sekitar 6 mobil menuju Tembilahan.

“Saya sama ronal satu mobil. Handphone kami dirampas, saya tahan tambah dipukuli, Darmono pecah hpnya,” ucap Yusri.

Menurut Yusri, dalam perjalanan menuju Tembilahan dirinya juga mendapatkan penganiayaan pemukulan di dalam mobil, tepatnya saat konvoi mobil sempat dihadang oleh mobil patroli polisi tepatnya di depan Polsek Tempuling.

“Saat di Tempuling dalam mobil saya di pukul juga. Mereka bilang saya mungkin yang melapor sama bos sehingga mereka (polisi) tau,” imbuhnya.

Yusri menambahkan, setelah menempuh perjalanan panjang mereka pun di bawa ke Makodim 0314/Inhil beserta 4 unit sepeda motor milik mereka.

Yusril meyakini tempat mereka dibawa itu Makodim karena saat diikat dan akan dibawa, diantara para pelaku menyebutkan ‘bawa saja ke Kodim’. Selain itu, dia juga tahu itu adalah Makodim 0314 Inhil karena sering kesana.

“Sekitar jam 2 dinihari kami sampai di Kodim. Sepeda motor kami ditahan, saat ini masih di kodim, handphone kami juga ditahan, 2 sudah dikembalikan, 1 handphone milik Darmono rusak ,” pungkasnya.

Sementara itu, kerabat korban Nasrul mengakui mendapatkan informasi perihal penganiayaan yang dialami rekan-rekannya di kelompok tani tersebut pada pagi harinya.

“Saya di telepon dapat informasi mereka di Kantor Kodim sekitar pukul 10.00 WIB pagi tadi. Kami bawa korban ke RSUD, arahan dari kodim melapor ke polres,” tuturnya.

Nasrul mewakili korban dan Kelompok Tani Kemuning Sawit Unggul menegaskan bahwa pihak mereka akan membawa kasus penganiayaan ini ke ranah hukum.

“Terkait kasus hukum nanti dengan pengacara kami, mungkin anak-anak ini mau divisum dulu, langkah selanjutnya kami mungkin ada laporan resmi kami,” pungkasnya.

Hingga berita ini ditulis belum ada keterangan resmi dari pihak terkait terkait kejadian penganiayaan yang menimpat 4 anggota kelompok tani ini. Berdasarkan informasi yang dihimpun di lapangan, kekerasan ini terjadi karena berlatar belakang kasus lahan.

Saat ini, para korban telah membuat pengaduan ke Mapolres Inhil, atas aksi kekerasan yang dialami mereka tersebut.

Setelah melapor ke Polres Inhil, korban didampingi kerabat juga membuat laporan ke Subdenpom 1/3-2 Tembilahan karena ada dugaan pelaku adalah oknum aparat TNI.

Editor : Ty/*

LAINNYA
x