BICARAINDONESIA-Jakarta : Taj Mahal mengalami kebocoran dan banjir setelah hujan deras selama 3 hari melanda India. Kebocoran berasal dari atap bangunan, lalu membuat makam utama kebanjiran.
Dilansir dari Independent UK pada Selasa (17/9/2024), badan pemerintah yang bertanggung jawab untuk memelihara monumen-monumen India mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki tingkat kerusakan pada makam abad ke-17 tersebut.
Kebanjiran itu pun beredar lewat video yang tersebar di media sosial. Dalam video itu terlihat salah satu dari empat taman Taj Mahal terendam air sepenuhnya. Dilarang keras mengambil foto di dalam bangunan itu sendiri, karena menurut para pejabat, air telah terlihat di sana.
“Terlihat ada kelembapan di dalam makam utama. Mungkin ada retakan tipis di batu kubah, yang menyebabkan kebocoran,” ucap Rajkumar Patel, seorang pejabat senior di Survei Arkeologi India (ASI).
“Tempat jatuhnya air sedang diperiksa, untuk mengetahui apakah air terus-menerus berada di posisi yang sama atau jatuh sesekali. Jika terjadi apa-apa, perbaikan yang diperlukan akan dilakukan. Taman akan diremajakan setelah hujan berhenti,” sambungnya.
Sebagai informasi, Taj Mahal merupakan Situs Warisan Dunia Unesco. Bangunan yang dibangun oleh kaisar Shah Jahan itu terletak di Agra di negara bagian Uttar Pradesh. Taj Mahal dibangun sebagai makam untuk istri kesayangannya, Mumtaz Mahal.
Pemandu wisata yang disetujui pemerintah mengatakan air yang bocor dari kubah telah mencapai ruang yang menampung makam Shah Jahan dan istrinya.
Ini bukan pertama kalinya muncul kekhawatiran tentang pemeliharaan dan perawatan situs wisata paling terkenal di India tersebut. Sejarawan menyalahkan pengelolaan polusi udara dan air yang buruk di sekitar keajaiban arsitektur tersebut sebagai penyebab monumen tersebut menguning secara bertahap, sehingga memudarkan marmer putihnya yang cemerlang.
Hal ini terjadi lantaran sebagian besar wilayah India utara, termasuk Uttar Pradesh, Uttarakhand, dan ibu kota nasional Delhi, mengalami hujan lebat, menggenangi jalan-jalan kota karena kombinasi sistem drainase yang buruk dan perencanaan kota yang tidak memadai.