BICARAINDONESIA-Jakarta : Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan dan sejumlah pegawai yang tak menjadi ASN menggelar aksi di depan Gedung C1 KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (17/9/2021). Aksi itu bertepatan dengan pengumuman bahwa dirinya dan 56 orang lainnya akan dipecat karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan pada 30 September 2021.
Novel mengatakan, keputusan pimpinan KPK akan menjadi catatan sejarah dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.
“Setidaknya sejarah akan mencatat bahwa kami telah berupaya untuk berbuat yang baik. Kalaupun ternyata negara memilih atau pimpinan KPK kemudian dibiarkan untuk tidak dikoreksi atau diperbaiki perilakunya yang melanggar hukum, setidak-tidaknya itu masalahnya terjadi bukan karena kami, kami telah berupaya memberantas korupsi dengan sungguh-sungguh, ternyata justru malah kami yang diberantas,” ujar Novel, Rabu (15/9/2021).
Novel mengaku bahwa memberantas korupsi itu berat, musuhnya banyak, penuh risiko. Termasuk disingkirkan dari lembaganya sendiri. Namun, hal itu tak menyurutkan niat Novel mengambil jalan melawan korupsi.
“Kami akan selalu sampaikan bahwa setiap langkah yang kami lakukan kami sadar dengan segala risikonya, dan kami akan berbuat dengan sebaik-baiknya,” kata Novel.
Bagi Novel hal ini merupakan kesedihan serius. Ia yakin kesedihan ini juga dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
“Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi apalagi ketika melihat ternyata pimpinan KPK merasa berani di atas pemerintah, berani di atas hukum, berani melanggar hukum dengan terang-terangan dan serius,” ujarnya.
Sebelumnya, pimpinan KPK mengumumkan akan memecat pegawai yang gagal TWK pada 30 September 2021. Total pegawai yang dipecat berjumlah 56 orang, termasuk Novel Baswedan beserta 1 orang yang sudah masuk masa pensiun.
No Comments