BICARAINDONESIA-Medan : Di penghujung jabatan, konflik yang mendera pasangan Gubsu Edy Rahmayadi dan Wagubsu Musa Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck kian meruncing.
Pasangan berjargon ‘Eramas’ yang sebelumnya sangat akrab dari sebelum menjabat sampai di awal menjabat, kini justru terlibat perseteruan terbuka. Bahkan isu itu sudah menjadi rahasia umum ketika keduanya terlibat aksi saling sentil
Edy dan Ijeck yang kini tak lagi dalam satu kubu, semakin membuat suhu di Pemprovsu kisruh. Apalagi genderang perang seolah sudah ditabuh.
Sebagai gubernur yang memiliki kuasa penuh dalam menjalankan roda pemerintah di Sumatera Utara, Edy Rahmayadi juga terus menunjukkan kuku. Nyaris semua kegiatan di Pemprovsu kini diambil alihnya.
Terbaru, kabarnya Gubsu membatalkan anggaran untuk kegiatan Rally Nasional di Danau Toba yang dijadwalkan digelar pada September dan November 2023 mendatang. Disebut-sebut, semua itu dilakukan Edy karena rally tersebut merupakan ‘gawean’ Ijeck yang notabene
Merespons hal ini, Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Forum Masyarakat Pemantau Negara (DPN Formapera) Teuku Yudhistira mengaku sangat menyesalkan konflik yang kini mendera pasangan Edy dan Ijeck.
Apalagi menurutnya, jauh sebelum untuk mencalonkan diri berpasangan sebagai Gubsu dan Wagubsu, Edy-Ijeck memang dikenal sebagai sahabat lama dan sangat akrab.
“Tapi itulah politik ya, memang fakta tidak ada kawan dan lawan abadi. Yang kawan bisa jadi lawan atau sebaliknya. Begitu juga dengan pasangan berjargon Eramas ini. Bukan hanya Formapera yang menilainya miris, pasti pendukung Eramas pada Pilkada 2018 lalu berpikiran serupa,” sesalnya saat dikonfirmasi wartawan di Medan, Kamis (16/2/2023).
Pria yang akrab disapa Yudis ini juga mengaku tidak mengetahui pasti pangkal permasalahan yang memicu perpecahan kedua tokoh politik di Sumut ini. Namun pastinya, hal itu sudah menjadi rahasia umum.
“Kami mendengar banyak orang-orangnya Wagub digeser Gubsu, misalnya di BUMD. Isu diluar yang kami dengar Direksi di PDAM Tirtanadi, Dirut Bank Sumut dan banyak pejabat lainnya, juga termasuk diluar pemerintahan seperti dilantikan Plt Ketua Karang Taruna Sumut karena ketua yang kini menjabat dan masih aktif katanya orangnya Ijeck. Tentu ini sangat memperihatinkan,” paparnya.
Dan bukti lain yang diduga membuat konflik itu semakin meruncing, adalah dicoretnya anggaran untuk Rally Danau Toba 2023 yang akan digelar pada September dan November 2023 mendatang.
“Kami belum tau apa alasannya, apa ada kaitannya dengan konflik itu. Tapi kami dari Formapera sangat mendukung setiap event yang menggunakan anggaran negara dilaksanakan secara benar dan bisa mendukung perekonomian kerakyatan, bukan sekadar ajang pamer harta, kekayaan atau menghamburkan uang negara. Kalau konsepnya untuk mendukung roda perekonomian rakyat di sekitar Danau Toba dan feedbacknya jelas, kenapa tidak didukung Pemprovsu. Lantas kenapa sebelumnya event serupa didukung, tentu aneh kita melihatnya,” ujar Yudis.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua PW Ikatan Wartawan Online (IWO) Sumut ini pun meminta agar kedua pimpinan di Sumatera Utara itu lebih beretika dalam berpolitik.
“Jangan konflik pribadi akhirnya terseret ke dalam urusan pemerintahan. Kami rasa keduanya sudah sangat paham dalam berpolitik. Apalagi masa jabatan mereka berakhir tahun ini. Jangan pertontonkan perpecahan di depan rakyat, khususnya di depan konstituen eramas. Jangan karena konflik pasangan eramas ini mengganggu jalannya pemerintah dan tanggungjawab terhadap rakyat. Awas, rakyat bisa marah,” pungkasnya.
Penulis/Editor : Tyan