BICARAINDONESIA-Medan : Pembelajaran tatap muka (PTM) dan segala bentuk aktivitas di enam sekolah di Kota Medan, Sumatera Utara terpaksa dihentikan selama 14 hari.
Langkah itu dilakukan setelah sejumlah pelajar dan guru-guru di sekolah itu terpapar Covid-19 sebagai dampak dari PTM.
Kadis Pendidikan Kota Medan, Laksamana Putra Siregar menjelaskan keenam sekolah yang tutup itu antara lain MAN 1, MAN 2, MTS Guppi, SDN 060837, Santo Thomas dan Yayasan Asisi.
“Ada pelajar dan ada guru yang terpapar Covid-19 saat pembelajaran tatap muka. Jadi ditutup selama 14 hari,” kata Laksamana kepada CNN Indonesia, Rabu, 9 Februari 2022.
Namun Laksamana mengaku tidak mengetahui secara pasti bagaimana kondisi pelajar dan guru yang terpapar Covid-19 tersebut. Akan tetapi, orang-orang yang terpapar ada yang menjalani isolasi terpadu.
“Kalau itu kita masih konfirmasi tapi beberapa ada yang sudah diisolasi mandiri ada yang isolasi terpadu. Kalau kondisi saya kurang paham juga,” urainya.
Sebagai solusi, kata Laksamana sekolah yang ditutup, maka sistem belajarnya diganti menjadi daring atau pembelajaran jarak jauh. Di sisi lain petugas akan melakukan tracing, testing dan treatment untuk memutus penularan
“Ditutup 14 hari dalam rangka melakukan 3T dengan Puskesmas dan Dinkes. Kita lakukan testing, tracing dan treatment,” sebutnya.
Penularan virus Corona di sekolah-sekolah tak bisa dihindarkan dengan dilakukan sistem pembelajaran tatap muka. Karena itu, ke depannya akan dilakukan sistem pembelajaran campuran (hybrid learning) yaitu 50 persen daring dan 50 persen luring (tatap muka).
“Kita sudah evaluasi, ketika rapat bersama Gubernur dan Satgas Covid-19, sudah keluarkan kebijakan pembelajaran hybrid. Nah dengan peningkatan kasus ini, kita monitor dulu dan tetap berkoordinasi dengan pihak pihak dan evaluasinya dilakukan bersama-sama,” tandasnya.
Laksamana menambahkan saat ini di Kota Medan jumlah guru dan pelajar sudah 100 persen mengikuti vaksinasi Covid-19. Akan tetapi untuk vaksinasi usia 6-11 tahun yang masih belum maksimal.
“Tenaga pendidikan itu sudah booster malah. Pelajar usia 12 tahun ke atas sudah 100 persen. Yang 6-11 ini yang belum maksimal. Vaksin pertama kita sudah mencapai lebih 50 persen,” paparnya
Laksamana mengaku masih banyak orangtua yang tidak mengizinkan anak anak mereka divaksin Covid-19. Dia mengimbau agar orang tua mengizinkan anak anak mereka divaksin.
“Tapi bagi orang tuanya yang belum mengizinkan anaknya vaksin agar segera melakukan vaksinasi. Untuk melindungi juga kan. Kalau tidak setuju vaksin? Arahan pak Nadiem vaksinasi kan bukan syarat untuk PTM. Tapi kita terus upayakan pendekatan dan edukasi agar orangtua izinkan anaknya ikut vaksinasi,” pungkasnya.
Editor : Teuku/*
No Comments