BICARAINDONESIA-Jakarta : Jatuhnya Dolar Amerika Serikat (AS) membuat harga emas naik hingga 2% lebih. Kenaikan ini membuat harga emas kembali ke level psikologis US$ 1.700 per troy ons setelah terlempar dari levelnya selama 20 hari terakhir.
Di dalam perdagangan, harga emas melonjak 2,38% ke posisi US$ 1.699,24 per troy ons pada Senin kemarin. Berdasarkan data Refinitiv pada Selasa (4/10/2022) pukul 06:28 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.701,41 per troy ons. Hal ini membuat harga emas menguat lagi sebesar 0,13% sehingga dalam dua hari terakhir, harga emas melesat hingga 2,51%.
Secara point to point, dalam sepekan harga emas telah menguat 4,5%. Namun, dalam sebulan harga emas masih menyusut 0,5%, sedangkan dalam setahun melorot 3,8%.
Dikutip dari Reuters, Analis Independen Ross Norman mengatakan penguatan emas tidak berlangsung lama. “Pelemahan dolar AS saat ini jelas membantu emas. Namun, saya perkirakan penguatan emas tidak akan berlangsung lama,” katanya.
Yield surat utang pemerintah AS jatuh ke 3,64 pada penutupan perdagangan kemarin, terendah sejak 21 September lalu. Melandainya yield surat utang pemerintah AS tentu menopang gerak positif emas.
Selain itu, Senin kemarin, indeks dolar AS juga berada pada posisi terendahnya sejak 22 September lalu, yakni pada posisi 111,75. Melemahnya dolar membuat emas semakin menarik karena lebih murah dan terjangkau untuk instrument investasi. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga melandainya yield membuat emas kembali dicari-cari.
Michael Matousek, Head Trader Global Investors mengatakan bahwa dolar AS melemah setelah bank sentral di hampir semua negara menaikkan suku bunga acuannya, termasuk negara maju seperti Inggris. Kenaikan ini membuat mata uang negara tersebut menguat dan dolar AS melemah.
Editor : Iki/*
No Comments