x

Harga Minyak Dunia Anjlok US$80 per Barel

2 minutes reading
Saturday, 24 Sep 2022 13:02 0 212 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Harga minyak mentah dunia mengalami anjlok di kisaran 5 persen. Penurunan harga minyak ini terjadi pertama kali terjadi selama empat minggu berturut-turut sejak Desember 2021.

Pemicunya adalah dolar Amerika Serikat (AS) mencapai level terkuatnya dalam lebih dari dua dekade ditambah kekhawatiran kenaikan suku bunga akan mendorong ekonomi utama ke dalam resesi.

Harga minyak mentah jenis Brent ambles 4,76% ke posisi harga US$ 86,15 per barel. Sementara untuk jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) ambruk 4,86% menjadi US$ 78,74 per barel

Harga minyak yang terus berlanjut mengalami penurunan juga disebabkan oleh kebijakan Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu. Langkah The Fed lantas diikuti oleh bank sentral lainnya yang meningkatkan risiko perlambatan ekonomi.

“Tangki minyak karena kekhawatiran pertumbuhan global mencapai mode panik mengingat komitmen bank sentral untuk memerangi inflasi. Tampaknya bank sentral siap untuk tetap agresif dengan kenaikan suku bunga dan itu akan melemahkan aktivitas ekonomi dan prospek permintaan minyak mentah jangka pendek,” ujar Analis Pasar Senior di perusahaan data dan analitik OANDA Edward Moya, dilansir dari Reuters.

Dolar AS memang tercatat berada di level tertinggi pada penutupan pasar akhir pekan terhadap sejumlah mata uang lainnya sejak Mei 2002. Dolar yang kuat mengurangi permintaan minyak dengan membuat bahan bakar lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lain.

“Kami memiliki dolar yang meledak lebih tinggi dan menekan komoditas berdenominasi dolar seperti minyak dan meningkatnya kekhawatiran atas resesi global yang akan datang karena bank sentral menaikkan suku bunga,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Di lain sisi, penurunan aktivitas bisnis di Uni Eropa semakin dalam pada September, sebuah survei menunjukkan, resesi membayangi karena konsumen mengendalikan pengeluaran dan karena pemerintah mendesak konservasi energi menyusul langkah Rusia untuk memotong pasokan energi Eropa.

Sementara itu, perang yang kembali memanas juga turut membebani harga minyak dunia. Perang kembali memanas setelah Rusia meluncurkan referendum yang bertujuan untuk mencaplok empat wilayah yang diduduki Ukraina, meningkatkan taruhan perang dalam apa yang disebut Kyiv palsu.

Di sisi penawaran, upaya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 telah terhenti karena Teheran bersikeras pada penutupan penyelidikan pengawas nuklir AS, meredakan ekspektasi kebangkitan ekspor minyak mentah Iran.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x