x

Haru Pertemuan dengan 7 Anak Korban Pembunuhan, AKBP Faisal Napitupulu : ‘Amang Akan Bantu’

4 minutes reading
Tuesday, 1 Dec 2020 09:07 0 248 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Peristiwa pembunuhan yang menewaskan Rianto Simbolon di Kab. Samosir pada 9 Agustus 2020 silam, masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Terlebih masih ada keganjilan dibalik peristiwa berdarah yang kini telah diungkap pihak kepolisian. Untuk mencari keadilan, 7 orang anak mendiang Rianto Simbolon, berangkat meninggalkan kampung halamannya di Samosir menuju Medan.

Didampingi tim kuasa hukum keluarga diantaranya Dwi Ngai Sinaga ,SH ,Bennri Pakpahan, SH serta Romulo Makarios Sinaga, persis pada Minggu malam, 29 November 2020 lalu, ketujuh anak yang sudah tak lagi memiliki orangtua itu tiba di Ibukota Sumatera Utara.

Langkah pertama yang mereka tempuh adalah bertemu Wadirreskrimum Polda Sumut, AKBP Faisal Napitupulu. Senin, 30 November 2020, niat itu pun terwujud ketika mereka mendatangi Mapoldasu.

Mantan Kapolres Asahan itu pun tak kuasa menahan haru ketika menyambut kedatangan 7 anak yatim piatu tersebut. Disela pertemuan itu, ia memanggil si sulung Menanti br Simbolon (18). Dipelukan Faisal, remaja itu menangis terisak. Situasi itu pun membuat Faisal ikut larut dalam kesedihan.

“Jangan terus sedih, Menanti itu Boru panggoaran.Harus tetap semangat lihat adik-adikmu ini,” ucap Faisal sambil menasehatinya untuk tetap memberi semangat kepada adik-adiknya.


7 anak mendiang Rianto Simbolon saat melakukan pertemuan dengan Wadirreskrimum Poldasu AKBP Faisal Napitupulu/foto : ist

Perwira menengah berpangkat melati dua itu mengaku, sejak cerita Menanti yang menjerit histeris itu viral di media sosial, dirinya ingin bertemu langsung.

“Sejak viral itu , aku mau jumpa sama anak-anak. Ternyata bisa jumpa juga,” ucap Faisal lirih.

Mendengar ucapan Faisal, sambil mendekap orang nomor dua di Ditreskrimum Poldasu itu, Menanti pun mengungkapkan harapannya.

” Saya mau keadilan pak ,” ucap Menanti.

Mendengar hal itu, Faisal langsung merespon. “Amang akan bantu, ya boruku.Tetap semangat karena Menanti sekarang menjadi ayah dan ibu. Dan jangan sedih. Ada apa-apa bilang sama Amang,” kata Faisal.

Dalam pertemuan itu juga, Dwi Sinaga SH bercerita bahwa kedatangan mereka ke Polda Sumut untuk melaporkan kejanggalan yang terjadi dalam rekonstruksi pembunuhan Rianto Simbolon yang digelar di Mapolres Samosir.

Karena dalam rekonstruksi yang menghadirkan tersangka pembunuh Rianto Simbolon yakni Bilhot Simbolon (27), Tahan Simbolon (42), Parlin Sinurat (42), Justianus Simbolon (60) dan Pahala Simbolon (24) dan minus seorang lagi yang kini berstatus DPO, kata Direktur LBH IPK Sumut tersebut polisi tidak ada memunculkan alat bukti batu bata dan 4 pisau serta siapa pemeran yang menggunakan barang bukti tersebut.

Alat bukti serta peran beberapa tersangka, menurut Dwi Sinaga itu terlihat kabur.

Lalu perbedaan hasil hasil visum sebelumnya yang dinyatakan 11 tusukan, kini malah berkurang 4-5 tusukan saja yang dipaparkan polisi.

“Alat bukti batu bata itu tidak ada perannya, empat pisau itu pun tidak ada perannya. Masa penyidik mengatakan itu versi Pahala,” ujar Dwi yang juga tim LBH PPTSB se-Dunia ini.

Atas situasi tersebut, AKBP Faisal Napitulu menyatakan terpukul atas kasus tersebut. Secara pibadi maupun kelembagaan, Faisal mengaku sangat berempati.

“Saya juga sudah dengar cerita dari anak-anak ini langsung dan bagaimana susahnya kehidupan mereka sepeninggal ayahnya, itu yang pertama ,” ujar Faisal.

Terkait hal-hal yang disampaikan kuasa hukum korban, Faisal berkata akan memperkuat Polres Samosir dalam penyidikan kasus tersebut. Termasuk pada gelar perkara akan dicek semua bukti-bukti.

Apabila bukti-bukti tidak lengkap, Faisal akan meminta Polres Samosir melengkapinya.

“Dan apabila bukti-bukti nanti tidak lengkap, maka kita akan minta untuk melengkapinya. Kita wajib bekerja profesional untuk menagangani kasus ini, nanti akan kita urutkan lagi untuk memastikannya.Lihat bagaimana kondisi anak-anak ini ,” terang Faisal.

Faisal juga memastikan, kasus tersebut menjadi atensi serius pihaknya. “Ini menjadi perhatian kita disini,” katanya.

Pada kesempatan itu juga, Faisal turut membawa tujuh anak almarhum Rianto Simbolon bertemu Kasubdit III/Jahtanras AKBP Taryono Raharja. Dalam pertemuan ini, Taryono turut terharu seraya memberi motivasi kepada anak-anak mendiang Rianto Simbolon .

Terkait perbedaan hasil visum degan rekonstruksi pada Kamis, 26 November 2020 yang dimulai sejak pukul 13.40-17.36 WIB lalu, Faisal berjanji akan kembali melakukan pengecekan luka pada jasad korban.

“Mengenai 11 tusukan pada visum awal, lalu pada rekonstruksi hanya 5 itu nanti kita cek mengenai luka-luka itu,” terang Faisal Napitupulu.

Rekonstruksi Ulang

Pasca pertemuan, Dwi Ngai Sinaga mengatakan bahwa pihaknya sudah diundang pihak Polres Samosir untuk melakukan rekonstruksi ulang.

“Kita baru saja dihubungi penyidiknya akan dilakukan rekonstruksi ulang kasus ini. Dan kita masih menunggu undangan secara resmi karena kita tidak mau lagi seperti rekonstruksi awal karena yang diundang pihak keluarga serta hanya melalui layanan messenger. Imbasnya , kita lihat sendiri bagaimana anak-anak ini menjadi histeris ,” pungkasnya.

Penulis/Editor : Yudis

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x