x

Hati-hati! Suami Dosa Suruh dan Izinkan Istri Kerja karena Nafsu Duniawi, Ini Penjelasannya

2 minutes reading
Friday, 23 Dec 2022 02:28 0 191 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Setelah berumah tangga, keutamaan istri adalah mentaati perintah suami. Sebab istri yang taat pada suami akan dijamin masuk surga.

Namun para suami tetap harus hati-hati untuk menyuruh istri, karena ada dosa yang jarang kalian sadari. Salah satunya adalah ketika menyuruh dan mengizinkan istri bekerja karena nafsu duniawi dan bukan kebutuhan. Jangan sampai seorang suami menyalahi kodrat seorang istri.

Kata Ustaz mengutip nasihat Ustaz Syam Elmarusy dalam Islam Itu Indah, seorang suami boleh mengizinkan istri bekerja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

Dimana maksudnya disinia adalah jika bahasanya memerintahkan, menyuruh istri bekerja, maka salah atau keliru. Sebab yang hendak mencari dan memberi nafkah adalah suami.

Al-Qur’an surat At-Talaq ayat 7:

لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهٖۗ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهٗ فَلْيُنْفِقْ مِمَّآ اٰتٰىهُ اللّٰهُ ۗ لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا مَآ اٰتٰىهَاۗ سَيَجْعَلُ اللّٰهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُّسْرًا ࣖ

Kalau memerintahkan dilarang, tapi kalau mengizinkan bisa jadi. Kenapa? Karena suami yang wajib untuk menafkahi. Kalau istri mencari nafkah dan memberi nafkah itu hitungannya adalah sedekah. Bukan kewajiban bagi sang istri.

Yang perlu digarisbawahi setiap manusia punya kebutuhan dan keperluannya masing-masing ada yang dari suaminya. Namun dari suaminya tidak mencukupi, maka sang istri boleh meminta izin kepada suaminya dan suami mengizinkannya.

Salah dan keliru karena kita bahas kali ini dosa-dosa suami yang jarang disadari. Pertama, ketika suami mengizinkan istrinya bercampur baur dengan non-mahram di tempat kerjanya.

Kedua, mengizinkan istrinya keluar tanpa menutup aurat. Kalau suaminya yang mengizinkan berarti suaminya juga turut terlibat dosa-dosa tersebut.

Kemudian yang ketiga karena bekerjanya disebabkan bukan karena kebutuhan, tapi nafsu dan ambisi. Mohon maaf, banyak yang suaminya sudah berkecukupan, tapi angan-angan dan ambisinya ini cukup besar. Enak ya kalau rumahnya makin besar, enak ya kalau mobilnya ada tiga, enak ya kalau ini ada banyak, ambisi duniawi yang membuatnya lupa akan kewajiban di rumah dan melanggar norma-norma dalam agama. Akhirnya istrinya ikut bekerja, sudahlah kamu kerja saja kalau kamu kerja juga kita bisa beli mobil lagi.

Beda cerita kalau suaminya sakit. Sebagai istri tak mau meninggalkannya, biarlah saya yang bekerja. Maka itu bagus bukan dosa, tapi pahala untuk istrinya.

Tanpa bermaksud menggurui dan mengajari, anak kecil pertumbuhannya tidak akan terulang. Jangan sampai terlewat masa-masa kecil anak-anak kita, jangan sampai kita kelewat mendidik mereka huruf Al-Qur’an, jangan sampai terlewat kita bagaimana mereka bacaan Al Fatihah sehingga jadi alam jariah untuk orang tuanya.

Apalagi seorang ibu disebut sebagai madrasatul ula, sekolah pertama bagi anak-anaknya. Maka istri boleh bekerja dengan suami memberikan izin bekerja dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

LAINNYA
x