x

Ini Cara Pemakaman Astronot yang Meninggal di Luar Angkasa!

3 minutes reading
Wednesday, 9 Aug 2023 13:36 0 452 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Meski berada di luar angkasa, para astronot tetaplah manusia biasa. Mereka tetap bisa meninggal dunia, jika memang sudah waktunya.

Dalam catatan Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA), ada 20 astrobot yaabg meninggal di luar angkasa selama 60 tahun belakangan.

Angka itu tergolong rendah, mengingat jumlah astronot yang dikirim ke luar angkasa sudah mencapai 622 orang. Hanya saja, belakangan ini misi dan perjalanan ke luar angkasa semakin sering dilakukan. Hal itu tentu meningkatkan kemungkinan orang tersebut meninggal di luar angkasa.

Lantas, bagaimana proses penguburan orang-orang yang tengah bekerja di luar angkasa?

Professor of Space Medicine and Emergency Medicine dari Baylor College of Medicine, Emmanuel Urquieta mengatakan bahwa upaya mencegah terjadinya kematian yang dialami oleh astronot, dilakukan dengan sangat maksimal. Jadi, pemeriksaan kesehatan para astronot benar-benar sangat ketat.

Untuk mencapai objektif itu, NASA bahkan membuat tim khusus, yakni Translational Research Institute for Space Health. Dibentuknya lembaga itu bertujuan agar kesehatan para astronot benar-benar optimal.

Namun, kematian bisa terjadi kapan saja. Apabila itu terjadi di luar angkasa, tetap ada prosedur yang dilakukan.

“Jika astronot meninggal di area orbit rendah Bumi, seperti di Stasiun Luar Angkasa Internasional atau International Space Station (ISS), jenazah akan segera dikirim balik ke Bumi hanya dalam waktu beberapa jam,” tulis Emmanuel Urquieta, dikutip dari The Conversation, Rabu (9/8/2023).

Ketentuan yang sama juga berlaku bagi astronot yang meninggal saat melakukan misi ke Bulan. Akan tetapi, waktu tempuh pengiriman jenazah menjadi lebih lama, yakni mencapai berhari-hari.

Selama pengiriman berlangsung, jenazah astronot juga tidak perlu diawetkan. Pasalnya, prioritas utama adalah memastikan kru yang tersisa bisa kembali ke Bumi dengan selamat.

Ketentuan yang berbeda justru berlaku jika lokasi astronot yang meninggal sangat jauh dari Bumi. Misalnya lokasi tersebut ada di wilayah Mars yang jaraknya ke Bumi mencapai 56 juta kilometer.

“Dalam kondisi itu, kru lainnya tidak bisa balik ke arah Bumi dan mengirimkan jenazah. Sebaliknya jenazah baru bisa dibawa balik ke Bumi setelah misi selesai,” jelas Emmanuel Urquieta.

Nah, selama belum dikubur di Bumi, maka kru pesawat luar angkasa yang tersisa harus melakukan pengawetan jenazah. Tubuh astronot yang meninggal itu kemudian dimasukkan ke dalam kantong jenazah khusus dan ditaruh di tempat terpisah. Ruangan itu juga harus diatur suhu dan kelembapannya agar jenazah bisa diawetkan dengan baik.

Beruntungnya, kondisi luar angkasa juga sangat memungkinkan terjadinya pengawetan secara alami.

Hal yang sama juga dilakukan, jika astronot meninggal dunia saat menjejakkan kaki di salah satu planet yang ada di luar angkasa. Kru yang tersisa tidak diperkenankan untuk melakuan kremasi atau menguburnya ke dalam tanah planet seperti yang dilakukan di Bumi.

“Menangani sisa-sisa orang yang meninggal di luar angkasa akan membantu rasa kehilangan dan duka bagi mereka yang ditinggalkan di Bumi,” tulis Emmanuel Urquieta.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x