BICARAINDONESIA-Jakarta : James Cameron, yang merupakan ahli kapal selam telah khawatir dengan ekspedisi kapal selam wisata yang dilakukan OceanGate sejak awal. Sutradara film Titanic itu meragukan keamanannya.
Cameron pun mengungkapkan duka cita atas hilangnya kapal selam Titanic milik OceanGate. Sebelum kapal itu dinyatakan meledak di dalam laut, Cameron memiliki beberapa catatan terkait ekspedisi tersebut.
The New York Times, Sabtu (24/6/2023), melansir bahwa Cameron menyebut, hilangnya lima nyawa dalam kapal itu belum pernah terjadi sepanjang pengalamannya melakukan eksplorasi laut.
“Tidak pernah ada korban jiwa pada kedalaman seperti ini dan tentu saja tidak ada ledakan,” katanya.
Menurutnya, jika kapal tersebut meledak, itu akan menjadi peristiwa yang sangat besar. “Seperti 10 peti dinamit meledak,” imbuhnya.
Pada 2012, Cameron merancang dan mengemudikan kapal selam eksperimental ke suatu wilayah di Samudera Pasifik yang disebut Challenger Deep. Cameron belum meminta sertifikasi keselamatan kapal dari organisasi di industri maritim yang menyediakan layanan tersebut ke banyak perusahaan.
“Kami melakukannya dengan sadar karena kapal itu eksperimental dan misinya ilmiah,” ujarnya.
“Saya tidak akan pernah merancang kendaraan untuk membawa penumpang dan tidak memiliki sertifikasi,” tambahnya.
Lebih lanjut, Cameron mengkritik keras CEO OceanGate Stockton Rush karena mengemudikan kapal selam yang tidak pernah mendapatkan sertifikasi untuk membawa turis dengan aman. Dia mengatakan, Rush menyebut bahwa sertifikasi adalah penghalang inovasi.
“Pada prinsipnya, saya setuju. Akan tetapi, Anda tidak bisa mengambil sikap itu ketika Anda menempatkan pelanggan yang membayar ke dalam kapal selam Anda. Ketika Anda memiliki tamu yang tidak bersalah yang mempercayai Anda dan pernyataan Anda tentang keselamatan kendaraan,” kata Cameron.
Cameron kemudian menyebutkam bahwa ada kelemahan dalam desain kapal selam dan kemungkinan tanda peringatan bagi penumpangnya. Monstruksi kapal selam itu, katanya, terbuat dari komposit serat karbon. Bahan tersebut digunakan secara luas dalam industri kedirgantaraan karena beratnya jauh lebih ringan daripada baja atau alumunium. Namun, bahan itu lebih kuat dan kaku.
“Masalahnya, komposit serat karbon tidak memiliki kekuatan dalam kompresi yang terjadi saat kendaraan bawah laut terjun lebih dalam dan menghadapi peningkatan tekanan air. Ini tidak didesain untuk itu,” jelasnya.
OceanGate juga menggunakan sensor di lambung kapal selam untuk menilai status lambung komposit serat karbon. Dalam materi promosinya, OceanGate menunjuk ke sensor sebagai fitur inovatif untuk pemantauan kesehatan lambung.
Seorang pakar akademik, di awal tahun 2023, menggambarkan sistem tersebut memberikan kapten kapal cukup waktu untuk menghentikan penurunan dan kembali ke permukaan dengan aman. Namun, Cameron malah melihat sistem itu adalah peringatan yang memberitahu kapten kapal bahwa lambung sedang bersiap untuk meledak.
Cameron mengatakan, jaringan sensor pada lambung kapal selam adalah solusi yang tidak memadai untuk desain yang dilihatnya cacat secara intrinsik.
“Ini tidak seperti lampu yang menyala saat oli di mobil Anda hampir habis,” katanya.
“Ini berbeda,” tandasnya.
Diketahui, Cameron sudah 33 kali melihat bangkai Titanic di dasar Samudera Atlantik. Selain itu, ia juga pernah masuk ke palung terdalam di dunia yakni Palung Mariana.
Editor: Rizki Audina/*