x

Innalillahi..!! Pisau Mesin Babat Nancap di Kepala, Siswa SMP di Nagatimbul Tewas

3 minutes reading
Friday, 24 Jul 2020 16:53 0 214 admin

BICARAINDONESIA-Tanjungmorawa : Kisah hidup seorang remaja asal Desa Nagatimbul, Kec. Tanjungmorawa, Kab. Deliserdang, Sumatera Utara bernama Ridho Afriza Maulana ini harus berakhir menyedihkan.

Pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang masih berusia 14 tahun itu, tewas secara tragis di saat ia berupaya membersihkan lahan yang rencananya akan dijadikan lapangan sepak bola, setelah pisau babat rumput yang digunakan untuk membersihkan lahan itu, patah dan terlempar hingga menancap tepat dikepalanya.

Meski sempat dievakuasi ke rumah sakit, namun nyawanya tak bisa tertolong akibat kehabisan darah. Peristiwa yang terjadi pada Jum’at siang (24/7/2020) pukul 11.30 WIB itu, sontak membuat geger warga sekitar.

Sekretaris Desa (Sekdes) Nagatimbul, Umar, yang dihubungi wartawan menjelaskan, awalnya korban bersama teman-temannya membersihkan lahan kaplingan di Dusun II, Desa Nagatimbul, Kec. Tanjungmorawa, dengan maksud untuk dijadikan lapangan sepak bola.

“Dia sama kawan-kawannya bersihkan tanah kaplingan. Terus, korban dan kawan-kawannya ini sudah janjian sama Pak Sudarno, tukang babat rumput pakai mesin babat. Awalnya, sudah siap,” kisah Umar.

Namun, karena masih ada bagian rumput yang panjang, korban bersama rekan-rekannya kembali menyampaikan kepada Pak Sudarno, untuk kembali dibabatkan.

“Di situlah kenanya. Pas, Pak Sudarno babat, pisaunya itu kena batu. Pisaunya terbelah dua, yang satu kena ke kepala si Ridho Afrizal ini, sampai nyangkut pisaunya di kepala,” terangnya.

Mengetahui kejadian itu, sambung Umar, warga termasuk dia, langsung membawa korban ke RS Mitra Sehat, Jl. Sei Merah, No.300, Desa Dagangkerawang, Kec. Tanjungmorawa. Tapi karena luka yang diderita korban cukup parah, lantas korban dirujuk ke RS Grand Medistra, Lubukpakam.

“Sampai di Rumah Sakit Mitra Sehat, pihak rumah sakit tidak sanggup. Terus dirujuk ke RS Grand Medistra. Belum sampai rumah sakit, masih dalam perjalanan, Ridho Afrizal menghembuskan napas terakhirnya,” tutur Umar.

Meski sudah meninggal, warga tetap membawa korban ke RS Grand Medistra, karena pisau babat masih nyangkut di kepala korban.

“Di rumah sakit itu, ditanya siapa keluarganya, karena keluarganya belum ada yang datang, jadi saya saja. Itu untuk mencabut pisau babat yang nyangkut di kepala. Kami disuruh dokternya berdoa, supaya pisaunya itu tercabut. Ya kami berdoa semua. Agak dibuka sedikit kepalanya, karena pisaunya agak bengkok, barulah pisaunya itu bisa dicabut,” terangnya.

Kendati demikian, sambung Umar, keluarga korban tidak melaporkan kasus itu ke polisi. Karena keluarga menganggap apa yang dialami korban adalah takdir.

“Keluarganya tidak menuntut. Sudah ikhlas, karena takdir. Sudah dikebumikan tadi,” ucapnya.

Keterangan serupa juga diperoleh dari personel Polsek Tanjungmorawa. Menurut Kanitreskrim Ipda Dimas Adit Sutono, saat itu diketahui, korban bersama teman-temannya meminta kepada Sudarno yang sedang dirumahnya untuk membabatkan rumput di tanah kosong tersebut.

“Kemudian Sudarno bersedia membabatkan rumput dengan mesin babat rumput miliknya. Saat Sudarno membabatkan rumput, korban bersama temannya melihat Sudarno bekerja. Korban di belakang Sudarno, berjarak 10 meter,” terangnya.

Saat membabat rumput, tiba-tiba pisau mesin babat rumput mengenai batu dan tanpa disadari Sudarno, pisau mesin babatnya patah jadi dua, salah satunya mengenai kepala korban. Korban menjerit, Sudarno pun terkejut melihat korban terkapar bersimbah darah.

“Korban meninggal saat dibawa ke RS Grand Medistra. Korban sudah dikebumikan jam 16.30 WIB di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun III, Desa Naga Timbul,” katanya.

Penulis : Budi Nyata
Editor : Yudis

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x