x

Jelang Pertemuan OPEC+, Harga Minyak Mentah Dunia Melonjak Naik

2 minutes reading
Wednesday, 5 Oct 2022 02:13 0 208 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Harga minyak mentah dunia melonjak naik pada perdagangan hari Selasa (4/10/2022) waktu setempat. Disinyalir kenaikan harga minyak ini lantaran dibayangi oleh potensi pemangkasan produksi yang akan dibahas dalam pertemuan OPEC+ hari ini, Rabu (5/10/2022).

Dilansir dari CNBC, harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,83 dollar AS atau 3,18 persen, menjadi 91,69 dollar AS per barrel setelah sempat melonjak 4 persen di hari sebelumnya. Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 2,7 dollar AS atau 3,2 persen di level 86,37 dollar AS per barrel.

Kenaikan harga minyak terjadi karena ekspektasi pasar akan pengurangan produksi dalam jumlah besar minyak mentah, yang akan dibahas dalam pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya atau OPEC+ hari ini. Kekhawatiran ini bahkan melebihi kekhawatiran pasar akan ekonomi global.

Pada pertemuan OPEC+ itu, berhembus kabar bahwa negara-negara pengekspor minyak akan berembuk untuk memutuskan pengurangan produksi hingga lebih dari 1 juta barrel per hari. Pemotongan produksi yang dilakukan oleh negara pengekspor minyak mentah menjadi pemotongan produksi terbesar sejak pandemi Covid-19 tahun 2020.

“Terlepas dari semua yang terjadi dengan perang di Ukraina, OPEC+ tidak pernah sekuat ini dan mereka akan melakukan apa pun untuk mendukung harga minyak mentah,” ujar Edward Moya, analis senior OANDA.

Tahun ini, OPEC+ telah meningkatkan produksi setelah pemotongan rekor yang terjadi pada tahun 2020 karena penurunan permintaan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Namun dalam beberapa bulan terakhir, organisasi tersebut telah gagal memenuhi peningkatan produksi yang direncanakan sebesar 3,6 juta barrel per hari.

“Sementara OPEC+ mungkin mengumumkan pemotongan besar lebih dari 1 juta barel per hari. Pada kenyataannya, pemotongan itu bisa jauh lebih kecil. Hal inikarena sebagian besar anggota OPEC+ berproduksi jauh di bawah tingkat produksi target mereka,” kata analis ING.

Pemangkasan produksi, diungkap Goldman Sachs, terjadi setelah penurunan harga yang cukup tajam pada pekan lalu. Dengan munculnya wacana pemangkasan produksi ini, mendorong harga minyak dalam trend bullish.

Di sisi lain, Tina Teng, seorang analis di CMC Markets menilai kekhawatiran tentang ekonomi global masih menekan harga minyak mentah dunia. Hal ini karena investor juga melihat potensi untuk mengambil keuntungan.

“Masih ada ketidakpastian di pasar global, seperti gejolak pasar obligasi, aksi jual aset berisiko, dan dolar AS yang meroket,” kata Teng.

Harga minyak telah turun selama empat bulan berturut-turut karena penguncian Covid-19 yang dilakukan oleh salah satu importir minyak utama, China, yang membatasi permintaan. Sementara kenaikan suku bunga dan melonjaknya dolar AS menekan pasar keuangan global.

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x