x

Jumlah Pernikahan Menurun, Jepang Diprediksi akan Punah

2 minutes reading
Saturday, 11 Jan 2025 07:23 0 686 Ika Lubis

BICARAINDONESIA-Jakarta : Jumlah populasi di Jepang menurun selama 15 tahun berturut-turut, dengan kelahiran mencapai titik terendah dalam sejarah yaitu 730.000 tahun lalu. Sementara, kematian melonjak ke rekor 1,58 juta. Hal ini membuat Jepang diprediksi akan mengalami kepunahan.

Penurunan jumlah pernikahan juga menekan angka kesuburan negara tersebut. Kementerian Luar Negeri Jepang telah memperingatkan bahwa negara itu memiliki waktu hingga sekitar tahun 2030, sebelum tren ini tidak dapat diubah lagi.

Populasi Jepang yang berjumlah sekitar 125 juta jiwa diprediksi akan anjlok hingga 87 juta jiwa pada tahun 2070. Angka-angka kelahiran akan turun dari 1,36 menjadi 1,20 di bawah jumlah yang seharusnya untuk mempertahankan populasi, yakni 2,1.

Lansia yang berusia 65 tahun ke atas juga diperkirakan naik hingga 40 persen dari populasi pada tahun 2070 mendatang.

Direktur Pusat Penelitian Ekonomi dan Masyarakat Lansia Universitas Tohoku, Hiroshi Yoshida mengatakan, selama penurunan kelahiran tidak berhenti, jarum jam populasi tidak akan pernah berputar kembali.

“Jepang mungkin menjadi negara pertama yang punah karena angka kelahiran yang menurun. Kita harus menciptakan lingkungan tempat perempuan dan lansia dapat bekerja dan bertujuan untuk menciptakan masyarakat tempat semua orang dapat berperan aktif,” ujar Yoshida dikutip dari Newsweek, Sabtu (11/1/2025).

Terkait hal ini, Perdana Menteri Jepang, Shigeru Ishiba mengatakan bahwa penurunan populasi tidak akan bisa diatasi jika generasi keluarga dengan anak kecil saat ini tidak bahagia.

“Kami berkomitmen untuk terus menerapkan Strategi Masa Depan Anak-Anak dan dengan giat mempromosikan reformasi dalam praktik kerja, termasuk penggunaan pengaturan kerja paruh waktu yang lebih baik, memperkenalkan sistem interval kerja untuk memastikan jam kerja yang cukup untuk kehidupan sehari-hari dan tidur, dan perubahan umum dalam pola pikir di seluruh masyarakat,” tutur Shigeru Ishiba dalam pidato parlemen pada Oktober 2024 lalu.

Pemerintah Jepang telah berinvestasi besar dalam kebijakan pro-natalis selama bertahun-tahun. Kebijakan yang mendukung percepatan pertumbuhan penduduk. Terakhir, mereka menjanjikan 3,6 triliun yen atau sekitar 367 triliun rupiah akan didistribusikan selama tiga tahun ke depan.

Hal ini ditujukan untuk berbagai langkah, seperti memperluas tunjangan anak, perawatan anak, serta meningkatkan dukungan pendidikan.

LAINNYA
x