BICARAINDONESIA-Jakarta : Hasil penyelidikan dalam kasus pembunuhan pegawai Dishub Makassar, Najamuddin Sewang mulai terungkap. Terbaru, Kapolrestabes Makassar Kombes Budhi Haryanto mengungkapkan hasil penyelidikannya.
Budhi mengatakan bahwa pelaku pembunuhan membeli pistol yang digunakan untuk menembak Najamuddin Sewang, secara online. Tapi berdasarkan dari penelusuran polisi, pistol dibeli dari jaringan teroris.
“Pistol jenis revolver itu dibeli secara online (daring) oleh tersangka dan ternyata belinya sama jaringan teroris,” ujar Kombes Budhi melalui keterangan resminya, yang dikutip pada Selasa (19/4/2022).
Hasil uji forensik di Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Cabang Makassar disebutkan Budhi bahwa pistol tersebut bukan rakitan, melainkan senjata pabrikan.
Tak hanya itu, kata Budhi, proyektil berkaliber 33 dan 38 juga pabrikan.
Menurut Budhi, korban Najamuddin Sewang tewas ditembak sebanyak tiga kali oleh pelaku. Kepolisian telah menyita selongsong peluru yang diduga digunakan pelaku.
Termasuk peluru utuh yang berjumlah 53 butir, dan senjata jenis pistol revolver.
“Setelah didalami tempat mendapatkan senjatanya, pelaku mengaku membeli secara online. Setelah ditelusuri, ternyata itu adalah jaringan teroris. Ini sementara didalami lagi,” kata Budhi.
Kendafi demikian, Budhi enggan memerinci jaringan teroris yang dimaksud. Ia hanya mengatakan pihak kepolisian masih terus mendalami jaringan tersebut.
Dalam perkara ini, polisi telah menetapkan lima orang sebagai tersangka yang masing-masing berinisial MIA (Kasatpol PP Makassar), SU, CA, AS, dan SL.
MIA atau Iqbal Asnan dinyatakan bertindak sebagai otak pembunuhan terhadap Najamuddin Sewang. Sementara, empat orang lainnya sebagai perencana dan eksekutor yang membantu Iqbal.
Untuk saksi, pihaknya telah memeriksa 25 orang, termasuk memeriksa rekaman kamera pengawas (CCTV) di 10 titik, baik di sepanjang Jalan Danau Tanjung Bunga maupun Jalan Metro.
Peristiwa penembakan pegawai Dishub Makassar Najamuddin Sewang terjadi sekitar pukul 10.00 WITA di Jalan Danau Tanjung Bunga, Minggu (3/4/2022). Pelaku diduga menembak setelah korban bertugas mengatur lalu lintas di Jalan Metro Tanjung Bunga.
Sebelum ditetapkan sebagai kasus pembunuhan, kepolisian sempat menyatakan Najamuddin tewas karena kecelakaan lalu lintas tunggal, lantaran ada serangan jantung. Begitu juga ketika dibawa ke rumah sakit terdekat.
Namun, saat jenazah tiba di rumahnya dan akan dimandikan, pihak keluarga menemukan lubang seperti bekas tembakan pada bagian ketiak kiri hingga akhirnya jenazah dibawa ke RS Bhayangkara untuk diautopsi.
Dua jam setelah autopsi, tim dokter kepolisian RS Bhayangkara berhasil mengangkat proyektil yang bersarang di dalam paru-paru korban yang juga sebagai penyebab kematian karena paru-paru bocor akibat tertembus peluru.
No Comments