x

Kasus Kematian Sekeluarga di Kalideres Dipaparkan, Tak Ada Unsur Pidana

4 minutes reading
Friday, 9 Dec 2022 11:54 0 189 admin

BICARAINDONESIA-Jakarta : Setelah melakulan serangkaian penyidikan secara marathon, Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyampaikan kesimpulan akhir penyidikan kasus kematian empat orang satu keluarga Kalideres, Jakarta Barat.

Hasilinya, polisi menyatakan tidak ada pidana terkait kematian sekeluarga tersebut.

“Kesimpulan akhir penyidikan kami, baik dari Labfor maupun melibatkan berbagai ahli, tidak ditemukan adanya peristiwa pidana yang menyebabkan kematian empat orang di TKP tersebut,” kata Hengki Haryadi dalam konferensi pers di PMJ, Jumat (9/12/2022) seperti dilansir detikcom.

Hengki Haryadi menambahkan tidak ditemukan motif keluarga Kalideres tewas karena pembunuhan, perampokan, atau tindak pidana lainnya. Sementara itu, berdasarkan penyelidikan tim psikologi forensik, empat orang keluarga Kalideres dinyatakan meninggal secara wajar.

“Berdasarkan pemeriksaan area psikologis tersebut ditemukan adanya petunjuk rating lethality atau cara kematian Budiyanto, Rudyanto, Renny, dan Dian, yang mengarah pada yang sama, yaitu kematian yang wajar,” ujar Ketua Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Reni Kusumowardani pada kesempatan yang sama.

Penyidikan kasus kematian sekeluarga Kalideres ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah ahli forensik. Salah satunya kedokteran forensik, yang menentukan penyebab kematian keempat orang sekeluarga tersebut.

Dokter forensik dari RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Soekanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, dr Asri Megaratri Pralebda, mengungkapkan urutan kematian empat jenazah yang mengering di rumah Kalideres, Jakarta Barat. Asri mengatakan korban pertama yang meninggal adalah Rudyanto Gunawan (71), yang merupakan kepala keluarga tersebut.

“Akhirnya dari beberapa temuan medis yang kita temukan, kemudian digabungkan dari hasil laboratorium forensik di Puslabfor, kami mengambil kesimpulan urutan ilmiah bahwa urutan kematian keempat jenazah ini yang paling awal adalah Bapak Rudyanto,” kata Asri dalam jumpa pers tersebut..

Asri lalu menuturkan korban kedua yang meninggal adalah Renny Margaretha (68), yang merupakan istri Rudyanto. “Dilanjutkan dengan Ibu Renny, kemudian Bapak Budianto (Budiyanto Gunawan, usia 68), kemudian terakhir adalah Mbak Dian (Dian Febbyana, usia 42).

Berikut selengkapnya penyebab kematian sekeluarga Kalideres yang dijelaskan tim ahli:

1. Rudyanto Gunawan
Kepala Departemen Forensik Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Ade Firmansyah Sugiharto memaparkan tim dokter berhasil menemukan gambaran penyakit dari jenazah Rudyanto Gunawan (71) atau ayah keluarga Kalideres.

“Masih bisa kita temukan adanya gambaran pendarahan saluran cerna dan adanya bukti-bukti yang diduga sebagai infeksi saluran cerna,” kata Ade dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

2. Renny Margaretha
Sementara itu, Kabid Kimia Biologi Forensik Puslabfor Polri Kombes Wahyu Marsudi mengungkapkan pada tubuh korban ibu yang bernama Renny Margaretha (68) ditemukan kandungan obat kanker payudara.

“Dari sisi forensik, laboratorium forensik tidak menemukan adanya bahan beracun dan berbahaya dari tubuh korban. Tetapi di sini kita menemukan dari organ hepar dari miliki milik Ibu Renny Margaretha kita temukan adanya Tamoxifen atau obat kanker payudara,” kata Wahyu Marsudi dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

Polisi juga menemukan cairan putih di rumah tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, cairan putih itu mengandung Tamoxifen.

“Dan ini kebetulan di TKP juga kita temukan cairan bening yang kita periksa di labfor, ternyata cairan bening tersebut terdeteksi mengandung Tamoxifen,” tutur Wahyu.

Wahyu menekankan bahwa Tamoxifen bukanlah racun. Dia menyebut Tamoxifen adalah obat.

“Korban Renny Margaretha juga di hatinya terdeteksi adanya Tamoxifen. Tapi sekali lagi bahwa Tamoxifen adalah bukan racun, itu adalah obat,” tuturnya.

3. Budiyanto Gunawan
Budiyanto Gunawan (68), yang merupakan paman dalam keluarga tersebut, meninggal karena serangan jantung. Hal ini disampaikan oleh dokter spesialis patologi anatomi subspesialisasi patologi forensik RS Polri, dr Asri Megaratri Pralebda, SpF. Dia mengatakan Budiyanto meninggal karena serangan jantung.

“Sebab kematian Pak Budiyanto, serangan jantung yang baru atau yang akut,” kata Asri dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/12/2022).

4. Dian Febbyana
Tim ahli kedokteran forensik dr Ade Firmansyah Sugiharto mengungkapkan penyebab Dian Febbyana (42), salah satu anggota keluarga Kalideres yang ditemukan tewas bersama di rumahnya. Dian disebut memiliki radang paru yang kronis.

“Sedangkan pada Ibu Dian tampak sekali ada makroskopik, yaitu pada saat autopsi dan pada saat kita lakukan pemeriksaan patologi forensik didapatkan bukti yang sangat jelas adanya radang paru yang menahun atau radang paru yang kronis,” kata dr Ade dalam konferensi persnya, Jumat (9/12/2022).

dr Ade mengatakan paru-paru Dian memiliki rongga di dalamnya. Dia menyebut biasanya hal ini dialami oleh orang dengan penyakit TBC paru.

“Di sini yang disebut sebagai pneumoconiosis serta juga adanya kavitas atau rongga di dalam paru, yang juga dapat terjadi merupakan gambaran penyakit yang menahun,” katanya.

“Yang biasanya kalau pada orang Indonesia, kavitas-kavitas itu dapat terbentuk akibat penyakit-penyakit seperti misalnya TBC paru,” tambahnya.

Editor : Tyan/*

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x