BICARAINDONESIA-Medan : Sapi dan Kerbau komoditas andalan negeri atau yang lebih dikenal dengan ‘Sikomandan’ merupakan salah satu program utama Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH).
Program ini adalah aktivitas yang berkelanjutan dan berkesinambungan dalam rangka meningkatkan penyediaan daging di dalam negeri.
Selain itu, program ‘Sikomandan’ ini juga merupakan serangkaian aktivitas yang dirangkai secara bersinergi mulai dari upaya peningkatan kelahiran yang diikuti dengan peningkatan produktivitas ternak sapi dan kerbau dalam menghasilkan pangan, khususnya daging yang aman dan berkualitas bagi masyarakat Indonesia.
Sebagai program utama, ‘Sikomandan’ telah diluncurkan oleh Menteri Pertanian (Mentan) pada 20 Februari 2020 lalu di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.
Pemilihan Sumatera Utara menjadi lokasi peluncuran ini sekaligus menunjukan bahwa potensi dan antusiasme peternak di Sumatera Utara khususnya Kabupaten Serdang Bedagai cukup besar.
“Populasi sapi potong di Provinsi Sumatera Utara menduduki urutan ke-6 di Indonesia dengan jumlah mencapai 1 juta ekor, dengan struktur populasi ternak betina mencapai 65,13 persen,” ujar Dirjen PKH, I Ketut Diarmita.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Struktur Ongkos Usaha Ternak (SOUT), sebagian besar kepemilikan sapi potong merupakan usaha dalam skala besar.
Rinciannya, 70,52 persen kepemilikan sapi potong dalam skala usaha besar, dan sisanya atau 25,12 persen merupakan skala menengah, serta skala kecil yaitu sebanyak 3,81 persen.
Untuk sistem pemeliharaan, sudah sebanyak 75,97 persen yang telah dikandangkan, dengan sebagian besar tujuan pemeliharaan untuk pengembangbiakan, yaitu mencapai 88,95 persen.
Ketut menambahkan, dalam perkembangan, pelaksanaan kegiatan ‘Sikomandan’ di Sumatera Utara sampai dengan akhir Mei 2020 telah mencapai realisasi akseptor dalam inseminasi buatan (IB) sebesar 97,50 persen dari target 58.300 ekor.
Dengan kebuntingan sapi dan kerbau mencapai 102.88 persen dari target 39.240 ekor dan kelahiran yang baru mencapai 24.71 persen dari yang telah ditargetkan pada tahun 2020.
“Kinerja ini sudah baik, bila dibandingkan dengan capaian rata-rata nasional yaitu akseptor yang sudah di IB sebesar 69,24 persen dari target 2.495.000 akseptor, dengan kebuntingan mencapai 56,66 persen dari target 1.757.130 ekor dan kelahiran tercatat mencapai 38,41 persen dari target,” papar Ketut.
Sementara itu, di tempat terpisah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) menerangkan, potensi ‘Sikomandan’ yang besar di Sumatera Utara ini juga membuat pelaksanaan Sikomandan sukses.
Menurutnya, kesuksesan pelaksanaan kegiatan Sikomandan di Provinsi Sumatera Utara ini tidak terlepas dari tingginya komitmen pemerintah daerah setempat.
“Selain itu, semangat pelayanan dari para petugas teknis juga luar biasa. Baik inseminator, petugas pemeriksa kebuntingan, dan petugas kesehatan hewan yang berada di lapangan,” terang Menteri.
Ia menuturkan, sektor pertanian tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun. Kementan akan terus berupaya memastikan tersedianya pangan untuk seluruh rakyat Indonesia.
Maka, ia berharap pemerintah Provinsi Sumatera Utara beserta segenap jajaran di bidang peternakan bisa terus menggelorakan ‘Sikomandan’ dalam mengambil peran penyediaan produksi daging bagi bangsa Indonesia.
Penulis / Editor : */Amri
No Comments