x

‘Kebusukan’ UIN Sumut Sampai Jakarta, Rektor Diminta Mundur

3 minutes reading
Tuesday, 30 Nov 2021 12:26 0 477 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Medan : Aroma ‘kebusukan’ Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UIN Sumut) yang dipimpin oleh Prof. Syahrin Harahap sebagai Rektor, sudah sampai Jakarta.

Tak butuh waktu lama, Kementerian Agama RI melalui Kasubdit Ketenagaan Dirjen Pendidikan Agama Islam pun langsung merespon dan berjanji serta memastikan segera menurunkan tim untuk mengusut tuntas berbagai kasus yang terjadi di UIN Sumut.

Sebelumnya, perwakilan beberapa elemen di Sumatera Utara termasuk mahasiswa UIN Sumut sendiri telah menyatakan, sejak kepemimpinan Prof. Syahrin Harahap sebagai rektor, UIN Sumut terus dilanda masalah, yang membuat citra kampus jelek di masyarakat dan terus terdegradasi hingga ke titik terendah.

Berbagai kasus yang mendera seperti kasus dugaan plagiasi yang dilakukan oleh Prof. Syahrin Harahap, kasus dugaan jual beli jabatan dan pengaturan proyek, kasus amoral dugaan perselingkuhan, dan yang terbaru adanya dugaan KKN dalam perekrutan Dosen Tetap BLU non ASN yang viral di masyarakat Sumatera Utara.

Persoalan ini menjadi perhatian khusus Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Sumatera Utara, yang menilai bahwa rektor UINSU telah gagal dalam memimpin.

Sekretaris PW IPNU Sumut Surya Hasibuan mengatakan deretan kasus mulai dari dugaan plagiasi yang menyeret nama Prof. Syahrin, telah meresahkan civitas akademika UIN Sumut, namun hingga kini belum ada penyelesaian dan penjelasannnya.

Lalu, dugaan jual beli jabatan dan pengaturan proyek atas pengaduan masyarakat, mahasiswa dan alumni UINSU ke Polda dan Kejatisu, yang menyeret nama adik Rektor, Sholahuddin Harahap juga jalan di tempat.

Kasus sangat memalukan dan menjadi perbincangan masyarakat juga terjadi, yaitu dugaan amoral perselingkuhan yang melibatkan petinggi UIN Sumut. Kemudian kasus perekrutan dosen tetap BLU yang diduga sarat dengan aroma KKN.

“Dugaan adanya permainan dan KKN itu terlihat dengan singkatnya waktu mulai dari pengumuman perekrutan hingga pengumuman akhir hasil seleksi, sehingga diduga perekrutan dilakukan hanya formalitas saja, sementara sudah ada orang orang yang dipersiapkan untuk mengisi formasi yang disediakan.
Salah satu bukti adanya dugaan permainan dan KKN dalam penerimaan dosen tetap BLU itu di antaranya, masuknya nama anak WR 2 yang juga Ketua Pansel berinisial SK sebagai calon dosen tetap yang lulus seleksi akhir, padahal yang bersangkutan baru saja selesai sidang S2, mengalahkan puluhan senior senior yang sudah memiliki pengalaman mengajar,” terang Surya

Surya menambahkan Ada juga inisial FY yang merupakan tim sukses rektor, padahal diketahui ia masih memiliki jabatan di salah satu BUMN. Selain itu juga ada sejumlah nama lainnya sebagai peserta diduga ‘titipan yang lulus dosen tetap BLU, adanya dugaan permainan semakin kuat karena dalam pengumuman seleksi akhir calon dosen tetap BLU itu tidak ditandatangani oleh Prof. Syahrin Harahap selaku rektor seperti pengumuman tahapan seleksi lainnya.

‘Dalam pengumuman hanya tertera Tim Pansel, tetapi juga tidak ditandatangani satupun anggota Pansel yang diketuai WR 2,” tegas Surya

Untuk itu Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Sumatera Utara secara terbuka dan tegas meminta Rektor UIN Sumut untuk mundur dari jabatannya, dan meminta Kemenag membatalkan hasil perekrutan dosen tetap BLU.

“Kita akan membuat surat resmi ke Menteri Agama Republik Indonesia agar rektor di copot,” tutup Surya Hasibuan

Penulis/Editor : Rill /Abdi

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x