x

Kecelakaan Udara Terburuk dalam 30 Tahun, 68 Orang Tewas Akibat Jatuhnya Yeti Airlines 

2 minutes reading
Monday, 16 Jan 2023 05:24 0 220 Iki

BICARAINDONESIA-Kathmandu : Jatuhnya pesawat Yeti Airlines tercatat sebagai kecelakaan udara paling buruk dan mematikan dalam tiga dekade terakhir di Nepal. Kini jumlah korban tewas akibat insiden tersebut bertambah menjadi 68 orang.

Jumlah itu sebagaimana informasi yang telah dikonfirmasi oleh Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan.

Reuters pada Senin (16/1/2023) melansir, ratusan petugas penyelamat menyisir area lereng bukit di wilayah Pokhara, lokasi jatuhnya pesawat jenis ATR 72. Pesawat yang membawa 72 orang itu jatuh saat mengudara dari ibu kota Kathmandu pada Minggu (15/1/2023).

Tayangan televisi lokal sebelumnya menunjukkan para petugas penyelamat melakukan pencarian di sekitar puing pesawat yang hancur. Beberapa bagian tanah di dekat lokasi jatuhnya pesawat terlihat hangus akibat jilatan api.

Pesawat disebut sempat melakukan kontak dengan bandara Pokhara dari Seti George pada Minggu pagi, sekitar pukul 10.50 waktu setempat.

“Kemudian pesawat jatuh,” sebut Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan dalam pernyataannya.

Berdasarkan database Jaringan Keselamatan Penerbangan, jatuhnya Yeti Airlines merupakan kecelakaan udara paling mematikan di Nepal sejak tahun 1992 atau dalam 30 tahun terakhir.

Sejarah 1992

Pada tahun 1992 silam, sebuah pesawat penumpang jenis Airbus A300 milik maskapai Pakistan International Airlines jatuh ke lereng bukit saat terbang mendekati Kathmandu. Semua 167 orang yang ada di dalam pesawat itu tewas.

Dilaporkan juga, bahwa nyaris 350 orang tewas sejak tahun 2000 dalam kecelakaan pesawat atau helikopter di wilayah Nepal — yang menjadi lokasi bagi delapan dari total 14 gunung tertinggi di dunia termasuk Everest. Yang mana kondisi cuaca bisa berubah secara tiba-tiba yang memicu kondisi berbahaya.

Uni Eropa melarang maskapai-maskapai Nepal mengudara di wilayah udaranya sejak tahun 2013, dengan alasan keamanan.

Saat ini, penyebab jatuhnya pesawat penumpang milik Yeti Airlines itu belum diketahui secara jelas. Pasalnya, kondisi cuaca tergolong cerah saat insiden itu terjadi.

Menteri Keuangan Bishnu Paudel menuturkan bahwa pemerintah Pakistan telah membentuk sebuah panel khusus untuk menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat itu. Panel khusus itu diharapkan telah memberikan laporannya dalam waktu 45 hari ke depan.

Badan penyelidik kecelakaan udara Prancis, BEA juga menyatakan akan berpartisipasi dalam penyelidikan dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x