BICARAINDONESIA-Jakarta : Berupaya mengejar ketertinggalan produksi iPhone 14, Foxconn dikabarkan memaksa karyawan yang mengalami gejala Covid-19 untuk tetap bekerja di pabrik.
Foxconn dilaporkan oleh organisasi jurnalisme nirlaba, Rest of World. Pasalnya, perusahaan itu meminta karyawan yang sakit untuk tetap bekerja. Bahkan karyawan yang mengalami gejala dilarang tes Covid-19. Sebab, jika hasilnya positif, mereka harus dikarantina sehingga tidak bisa bekerja.
Foxconn memang membagikan masker N95 kepada karyawan yang bekerja di pabrik untuk mencegah penularan COVID-19. Namun, beberapa karyawan mengaku risiko tertular tetap besar di asrama karyawan yang diisi oleh delapan orang per kamar.
Kepada Rest od World, beberapa karyawan mengeklaim terinfeksi Covid-19 setelah bergabung dengan Foxconn. Tidak diminta karantina setelah mengalami gejala, karyawan itu mengaku mereka justru tetap diminta untuk bekerja.
Sebelumnya, Foxconn menerapkan sistem closed loop dengan ‘mengurung’ karyawan di pabrik dan mengharuskan pengetesan Covid-19 secara ketat. Namun, sejak 30 November lalu, pembatasan ini mulai dilonggarkan.
Sejak aturan dilonggarkan, karyawan Foxconn mengatakan bahwa mereka jadi lebih sering melihat rekannya bekerja saat sedang batuk dan demam. Karyawan mengeluhkan kurangnya bantuan makanan dan obat-obatan sehingga kabur dari pabrik. Belum lagi kerusuhan yang membuat karyawan bentrok dengan polisi, sebagaimana dikutip dari Apple Insider, Kamis (22/12/2022).
Foxconn merupakan salah satu mitra terbesar Apple di China. Pabrik Foxconn yang berada di Zhenzghou, China, merupakan pabrik iPhone terbesar di dunia. Perusahaan itu memproduksi sekitar 70% iPhone yang dijual di seluruh dunia. Akibat lonjakan kasus Covid-19 dalam sebulan terakhir, produksi iPhone khususnya iPhone 14 Pro di pabrik Foxconn terganggu.
Editor: Rizki Audina/*