BICARAINDONESIA-Jakarta : Penyakit batu ginjal kerap kali tidak disadadi ciri-cirinya lantaran gejalanya sering tidak terdeteksi. Batu ginjal adalah endapan keras yang terbuat dari mineral dan garam yang terbentuk di dalam ginjal. Batu ini dapat terbentuk saat urine mengandung lebih banyak zat pembentuk kristal, seperti kalsium, oklat, dan asam urat, daripada yang dapat diencerkan oleh cairan dalam urine.
Kemudian, disaat yang bersamaan, urine mungkin kekurangan zat yang mencegah kristal saling menempel, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pembentukan batu ginjal.
Nah, biasanya batu ginjal ini seringkali tidak memiliki penyebab tunggal yang pasti. Meskipun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit tersebut. Adapun faktor-faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena batu ginjal di antaranya:
1. Memiliki riwayat keturunan batu ginjal
Jika seseorang dalam keluarga mengidap batu ginjal, maka kemungkinan untuk turut terkena pun besar. Jika memang telah memiliki batu ginjal, maka akan lebih berisiko tinggi untuk mengidap batu ginjal.
2. Dehidrasi
Ternyata, tidak minum cukup air setiap hari dapat meningkatkan risiko batu ginjal. Mereka yang tinggal di iklim yang hangat dan kering serta lebih berkeringan mungkin berisiko terkena batu ginjal.
3. Diet tertentu
Mengonsumsi makanan yang tinggi protein, natrium (garam), dan gula dapat meningkatkan risiko beberapa jenis batu ginjal. Terlalu banyak garam dalam makanan dapat meningkatkan jumlah kalsium yang harus disaring oleh ginjal dan secara signifikan meningkatkan risiko batu ginjal.
4. Kegemukan
Indeks massa tubuh (BMI) yang tinggi, ukuran pinggang yang besar, dan penambahan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko batu ginjal.
Biasanya, batu ginjal tidak menimbulkan gejala sampai bergerak di dalam ginjal atau masuk ke salah satu ureter, yaitu saluran yang menghubungkan ginjal dan kantung kemih.
Batu ginjal sebetulnya kerap ditemukan secara kebetulan, misalnya dengan medical check up atau USG.
“Mendeteksi agak sulit. Bisa dari pemeriksaan urine tapi bisa juga dari USG. Misal di urine banyak darah atau kristal,” ujar dr Jonny, SpPD-KGH, MKes, MM, DCN, FINASIM dari RSPAD Gatot Subroto, dikutip dari detik.com, Senin (13/3/2023).
“Lebih banyak yang gitu ketimbang yang sakit pinggang karena batunya turun dari ginjal kemudian nyangkut di ureter. Kalau nyangkut disitu maka bisa timbul nyeri kemudian terjadi pembengkakan di ginjal karena airnya ga turun. Gejala batu ginjal yang seperti itu sedikit seperti fenomena gunung es, jadi banyak yang muncul sedikit tapi yang terjadi banyak,” tambah dia lagi.
Tidak hanya sakit pinggang, batu ginjal juga dapat menyebabkan gejala seperti sakit parah dan tajam di bagian samping, belakang, dan bagian bawah tulang rusuk
Nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah dan selangkangan
Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil.
Untuk mencegah penyakit ini, maka penting untuk menjaga makan dan minum. Dokter menyarankan untuk minum air putih yang cukup dan hindari makanan mengandung micin.
“Apapun penyebabnya, antara asam urat atau kalsium disarankan untuk minum sehingga tidak terjadi saturasi, jadi tidak mengendap,” tekannya.