BICARAINDONESIA-Jakarta : Menganut agama yang berbeda dalam keluarga bukanlah hal yang mudah. Tentu ada rintangan yang dihadapi. Begitulah yang dirasakan gadis muda Amerika Serikat ini, Caron. Ia mendapat banyak rintangan, bahkan sang ibunda melakukan percobaan bunuh diri lantaran gadis tersebut tetap memegang teguh agama Islam.
Caron, memasuki Islam pada 28 Desember 2020 lalu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat. Satu hal yang membuka hatinya untuk masuk Islam adalah keinginan untuk mengenal Tuhan sehingga mulai membaca Alkitab, yang saat itu masih menjadi kitabnya sebagai seorang Kristen.
“Orangtua saya beragama kristen yang taat. Saya tak pernah ikut mereka ke gereja. Saya punya dua paman yang jadi pastor dan saya tidak suka gereja,” ujarnya seperti dalam kanal YouTube Ayatuna Ambassador, Senin, (15/11/2021).
Kendala bahasa yang berbeda dengannya sehingga tak bisa memahami konsep agama Kristen dengan lebih baik diakuinya menjadi kendala. Namun, rasa nyaman itu kian terasa saat ia mulai bergabung dengan komunitas di gereja secara virtual dan membaca Alkitab.
“Sampai suatu hari muncul video, ada seorang muslim dengan Kristen berdebat selama 2 jam. Saya abaikan video itu tapi terus muncul. Saya pikir kenapa YouTube merekomendasikan video ini ke saya ketika saya mencoba lebih dekat dengan Tuhan,” kenangnya.
“Dari sanalah saya mulai ragu dan makin sedih. Jari saya mulai pelajari islam, seperti menonton Ali Dawah, dan Muhammad Hijab,” kata Caron.
Rasa ragu dalam dirinya pada agama Kristen muncul saat ia sering menonton. Terlebih, di agama Kristen, ia hanya memahami bahwa cara berdoa diharuskan berlutut dan mengatupkan tangan, yang berbeda jauh dengan konsep di islam. Hal itu yang membuatnya yakin untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Saya bersyahadat di tengah malam, saya menangis. Saya nangis karena hanya ingin tahu cara lebih dekat dengan Tuhan tapi tidak tahu caranya. Ketika bangun, saya tidak tahu harus apa. Saya tidak tahu solat, atau melakukan ibadah lain. Tapi saya belajar cepat karena saya tidak mau melakukan kesalahan. Saya memulai tahun baru sebagai seorang muslim. Saya merasa perlu hijrah,” jelasnya.
Saat Caron memberanikan diri untuk berbicara soal Islam, saat itu pula ujian datang. Ia ditolak habis-habisan. Ibundanya yang menjadi Kristen taat, memegang teguh bahwa Yesus adalah Tuhan. Di sini ketegangan terjadi antara Caron dan ibundanya, hingga mereka berselisih. Bahkan, ibu Caron yang merasa depresi nekat memakai mobil pribadi untuk ditabrak agar bisa bunuh diri namun bisa selamat.
Saya ingin memakai hijab dan diperhatikan ibuku. Lalu dia memangis dan saya merasa sangat bersalah karena membuatnya sedih.
“Pada Januari, dia bertanya apakah aku masih seorang muslim. Dia sampai depresi. Dia bahkan memberi tahu dia melakukan percobaan bunuh diri,” tutur Caron.
“Dia seperti menyalahkan saya secara tidak langsung. Dia masih terus bertanya. Di situ saya terpaksa berbohong,” tambahnya.
Tak hanya sang Ibu, saat ini cobaan juga datang dari ayahandanya. Sang ayah malah menuding Caron terpengaruh setan. Ayahnya yang dianggap tak lebih keras dari ibunya, justru memaksa Caron membuang Al-Quran.
“Saya menceritakan tentang Quran lalu ayah saya bilang, ‘Buang kitab itu atau saya yang membuangnya’. Saya tidak tahu harus berkata apa. Kata itu keluar dari orang yang saya sayang,” imbuhnya seraya menangis.
Diterpa berbagai ujian membuat Caron makin rajin ibadah dan berdoa pada Allah. Caron meminta diberikan pekerjaan yang nyaman, kebahagiaan di keluarga, dan teman-teman muslim yang baik. Tak lama, ia mendapat panggilan kerja dari toko ritel yang telah lama ditunggu.
Sayangnya, pekerjaannya tak sesuai dengan keinginan Caron dan atasannya membuat ia tak nyaman. Alhasil, Caron yang belum mampu membuat keuangannya stabil di rumah makin merasa terpuruk. Ia pun memilih keluar dari pekerjaan dan menangis.
“Saya nangis dan bertanya kenapa Allah lakukan ini. Saat saya rajin ibadah, saya terus nangis dan salahkan Allah. Lalu tidak sampai sehari, saya dapatkan panggilan dari toko ritel yang sama tapi beda lokasi,” terangnya.
Saat diwawancara, Caron langsung bertemu atasannya yang entah kenapa membuatnya merasa nyaman. Di sini, Caron ditawari menjadi supervisor meski usianya masih cukup muda yaitu 19 tahun. Di sini pula ia menemukan teman kantor yang juga beragama muslim.
“Di sana saya bertemu 3 wanita muslim karena terlihat memakai hijab. Mungkin mereka tidak sadar betapa berpengaruhnya mereka pada saya karena saya sudah meminta Allah diberikan teman, dalam sekejap mereka memberi saya kenyamanan luar biasa,” terangnya.
Sementara di tengah keluarganya, Caron masih menyembunyikan identitasnya sebagai muslim dan diam-diam beribadah tanpa sepengetahuan orangtuanya. Bahkan, saat ia hendak memakai hijab, ibunya merasa agar Caron tak perlu menutupi kecantikannya itu.
Sat ini, Caron masih bekerja di sana dan bergabung dengan teman-teman muslimnya. Di sini Caron merasa terhentak dan begitu bersyukur atas kuasa Allah pada takdirnya.
“Allah berikan saya semua dalam 1 hari. Sekarang saya belajar untuk mempercayai Allah,” tuturnya lagi.
No Comments