BICARAINDONESIA-Medan : Lonjakan anggaran covid-19 tahap II yang kian memanas, menjadi catatan khusus bagi Gubernur Sumatera Utara untuk mengambil sikap. Bila perlu, di bentuk tim investigasi atau tim pencari fakta, siapa sebenarnya penggagas naiknya anggaran tersebut.
“Untuk anggaran media center perlu dilakukan evaluasi, cari siapa penggagas kenaikan anggaran. Apakah Kepala Dinas atau orang lain, untuk bertanggungjawab. Pangkas saja anggaran tersebut dan alihkan pada biaya medis. Lihatlah Sumut sudah tidak ada ruang untuk pasien covid 19 karena banyak rumah sakit yang penuh, banyak yg nolak karena kehabisan ruang isolasi dan tenaga medis,” tegas pengamat anggaran, Elfanda Ananda, kepada bicaraindonesia.net, Rabu (19/8/2020) via pesan WhatApp.
Lebih lanjut Elfanda mengatakan, dari sisi politik anggaran harusnya proporsi, di mana anggaran media center tidak sampai mencuri perhatian publik dengan pemberitaan yang menjadi head line di sejumlah media baik cetak maupun elektronik. Apalagi, saat ini berita tentang kenaikan anggaran media center tahap II ini terus menjadi topik pembicaraan.
“Berbagai pemberitaan mengenai kenaikan anggaran tahap II media center covid-19 Sumut. Padahal, dari sisi out put pesan yang di terima masyarakat dari media center tidak mampu menekan laju pertumbuhan covid-19 di Sumut. Artinya, anggaran tahap I tidak mampu menekan angka orang yg terpapar,” beber Elfanda.
Di satu sisi, anggaran untuk medis semakin tertekan karena pasien bertambah terus. Selain itu, kerja penyadaran ke masyarkat agar tetap menjalankan protokol kesehatan kelihatan gagal. Karena masyarakat secara umum di lapangan seolah-olah tidak dalam suasana pandemi.
“Anggaran malah tersedot untuk peningkatan biaya media center covid-19 Sumut. Pemprovsu kelihatan tidak berupaya efesien terhadap pos ini. Malah meningkatkan anggaran media center, harusnya pos anggaran media center covid-19 Sumut dapat mengerjakan tugas edukasi secara simultan. Selain itu, mengerahkan segala sumber daya untuk menekan laju pertumbuhan orang yang terpapar,” kata Elfanda.
Oleh karenya, Elfanda meminta agar Gubernur harus meningkatkan sumber daya, bukan selalu uang, tapi koordinasi antar provinsi dan kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan/desa hingga Kadus/Kepling untuk menekan angka terpapar.
Sebelumnya diketahui bahwa dana ‘Penanganan Covid-19 Tahap II, Media Centre GTPP Sumut’, yang dikelola oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumut mendapatkan anggaran sebesar Rp5.187.821.802.
Angka tersebut naik hampir 4 kali lipat dibanding Tahap I, dimana Media Centre GTPP hanya mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp1.129.550.000.
Jumlah Rp5.187.821.802 tersebut tercatat untuk kegiatan Koordinator Rp.54.000.000, Pengelolaan Jaringan, Website, Medsos Covid-19 dan Video Conference sebesar Rp.517.800.000, Sosialisasi dan Dokumentasi Covid-19 Rp.4.615.230.000 serta alat tulis kantor Rp.791.802.
Didalam usulan anggaran Tahap II untuk Media Centre yang diajukan Diskominfo Sumut tercantum anggaran untuk biaya paket Google Map sebesar Rp.5 juta, dan pembelian 2 unit kamera seharga Rp.77 juta, serta peralatan pendukungnya.
Meskipun diketahui sebelumnya melalui beberapa berita onile, bahwa Plt Diskominfo Sumut Irman Oemar menyatakan bahwa pihaknya sudah memiliki peralatan yang lengkap untuk live streaming, antara lain kamera yang terletak di lantai 6 (Smart Province) Kantor Gubernur dan kamera milik Diskominfo.
Dari data yang diterima bicaraIndonesia.net Rp.517.800 dana untuk Pengelolaan Jaringan, Website, Medsos Covid-19 dan Video Conference, terdapat dana untuk honor pengelola jaringan Rp.9.000.000 honor pengelola server Rp9.000.000, honor pengelola pengembangan aplikasi Rp.18.000.000, honor pengelola video conference Rp18.000.000 , honor pengelola website dan media sosial Rp18.000.000 serta honor narasumber non SKPD Rp14.400.000.
Disamping itu untuk Sosialisasi dan Dokumentasi, dianggarkan lagi anggaran untuk honor fotografer Rp36.000.000, honor kameramen Rp.36.000.000, honor pengelola bahan publikasi Rp18.000.000 juta, honor pengelola publikasi media sosial, cetak dan online Rp18.000.000, honor pengelola media outdoor Rp9.000.000, honor pengumpul dan pengelola data Rp18.000.000, honor analis data dan informasi Rp18.000.000 serta honor operator siaran keliling Rp36.000.000.
Jika semua ditotalkan, untuk membayarkan honor tenaga petugas di media centre menghabiskan anggaran Rp293.400.000. Angka yang luar biasa.
Penulis : Yuli
Editor : Abdi
No Comments