BICARAINDONESIA-Jakarta : World Health Orgatation atau WHO ssebagaj Badan Dunia untuk urusan kesehatan melaporkan, telah ditemukan 69 anak dibawah lima tahun di Gambia Afrika Selatan meninggal dunia karena gagal ginjal akut akibat mengkonsumsi obat Batuk sirup yang mengandung bahan kimia Estilen Glikol dan Deitelen Glikol.
Kejadian itu membuat WHO meresponnya agar dunia waspada terhadap bahan kimia estilen Glikok dan Deitelen Glikok.
Seperti data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang melaporkan kepada masyarakat luas bahwa di Indonesia ditemukan 602 anak gagal ginjal akut.
Rata-rata usia anak korban gagal ginjal progesif itu dilaporkan berusia dibawah 5 tahun. Namun IDAI tidak melaporkan berapa anak yang meninggal dunia, dan apa faktor penyebab anak bisa mengalami gagal ginjal akut.
Karena itu, Ketua Umum Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait menyatakan, bahwa Direktur RSCM Jakarta dalam keterangan pressnya melaporkan bahwa sejak Januari-Oktober 2022 RSCM menerima 49 anak dibawah 8 tahun dan paling muda berusia 8 bulan harus mendapat perawatan gagal ginjal Akut.
“Direktur RSCM Jakarta dalam keterangan pressnya melaporkan bahwa sejak Januari-Oktober2022, RSCM menerima 49
Anak dibawah 8 tahun dan paling muda berusia 8 bulan untuk mendapat perawatan gagal ginjal akut,” terangnya.
Menurut laporan itu, angka kematiannya mencapai 63 persen dari 49 anak, 11 anak masih mendapat perawatan di RSCM, 10 anak ditawat di ICU dan 7 anak sudah pulang.
Dirut RSCM lebih jauh menjelaskan bahwa anak sebelum mendapat perawatan di RSCM ke 49 anak korban sudah dalam kondisi kesehatan bawaan seperti demam tinggi, muntah-muntah, kekurangan cairan di ginjal. gangguan saluran pencernaan dan gangguan pernafasan dan sudah kesulitan buang air kencing.
Kondisi ini semakin membuat masyarakat panik. Apalagi IDAI Jatim melaporkan bahwa di RS Dokter Soetomo Surabaya dilaporkan 13 anak menderita gagal ginjal akut, dan 10 anak diantaranya meninggal dunia.
Begitu juga di RS Syaiful Anwar di Malang, dilaporkan 6 orang anak dirawat karena gagal ginjal, 2 diantaranya meninggal dunia.
Di RSUPH Adam Malik Medan dilaporkan dari 11 anak yang mendapat perawatan gagal ginjal akut, 6 meninggal dunia dan di Yogyakarta dilaporkan 5 meninggal dunia.
Di Aceh ditemukan. 31 anak gagal ginjal akut 20 anak meninggal dunia dan di Jambi di
2 anak meninggal setelah cuci darah.
Sementara itu, di DKI Jakarta dilaporkan 71 anak usia dibawa 5 tahun positif gagal ginjal akut namun tidak melaporkan berapa anak meninggal dari 71 anak korban gagal gonjal
Mengingat meningkatnya anak penderita gagal ginjal akut dan diduga karena keracunan bahan kimia Estilen Glikol dan Deitelen Glikol yang terkadung diberbagai obat dan sirup terutama Paracetamol, Thermotex Sirop, membuat Kementerian Kesehatan membuat pengumuman kepada para pekeja kesehatan dalam surat edarannya untuk tidak merekomendasi pemberian Paracetamol, Thermorec dan Unibebi Sirup.
Selain itu juga diminta kepada masyarakat Indonesia untuk tidak memberikan sirup Paratenamol, Thermorex dan Unibebi kepada anak. Jika ada anak mengalami demam, sesak nafas. Gangguan buang air seni jangan langsung memberikan obat obat bebas deman tanpa konsultasi dokter.
Meningkatnya kasus anak ginjal akut di Indonesia, membuat masyarakat panik, juga para pekerja peduli anak di Indonesia geram dan menilai gagalnya pemerintah meski dalam hal ini Kementerian Kesehatan memberikan jaminan kesehatan kepada anak di Indonesia.
“Bagaimana tidak, sesungguhnya pemerintah melalui RSCM sudah mengetahui kasus anak gagal ginjal akut, namun baru di bulan oktober ini pemerintah melaporkannya dan langsung panik padahal sudah diletahuinya sejak bulan Januari 2022, namun dibiarkan,” tegas Arist.
Untuk memberikan perlindungan anak dari ancaman gagal ginjal akut, Kommas Perlindungan Anak membuka Posko Waspada anak gagal ginjal akut di Kantor Komnas Anak dan di beberapa kantor perwakilan Komnas Perlindungan di beberapa kota. Kabupaten dan kota Propinsi.
“Setop Paracetamol. Unibebi dan Thermorex Sirup,” pungkas Arist.
Editor : Teuku/*
No Comments