x

Kunjungi Al-Washliyah Sumut, AJD Sebut Masjid Adalah Solusi Menyelesaikan Covid-19

3 minutes reading
Wednesday, 11 Aug 2021 16:27 0 205 rizaldyk

BICARAINDONESIA-Medan : Mantan Ketua PB Nahdlatul Ulama periode 1999-2009, Dr. H. Andi Jamaro Dulung atau yang lebih akrab disapa AJD melakukan kunjungan ke Sumatera Utara, Rabu (11/8/2021). Dalam kesempatan ini, AJD mengunjungi Al-Washliyah Sumatera Utara Building, yang disambut hangat oleh Ketua PW Al-Washliyah, Dr. H. Syekh Dedi Iskandar Batubara, yang juga merupakan anggota DPD RI.

“Putra Makasar, yang memiliki aktivitas tinggi di Ibukota, saat ini sedang berkunjung ke ‘Tanah Deli’ dan menyempatkan waktunya mengunjungi kami, warga Al-Washliyah,” kata Dedi.

Dedi juga menyampaikan rasa senang dan bahagia, mendapat kunjungan dari tokoh politik nasional dan pernah jadi ketua PBNU ini.

“Saya senang sekali, sore ini mendapat kunjungan dari tokoh politik nasional. Saya kira bang Andi ini adalah tokoh Indonesia timur, yang barangkali satu dari sekian anak Indonesia yang Allah berikan, pernah menjadi ketua PBNU, juga dua periode menjabat sebagai anggota DPR RI. Pengalaman dan kiprah beliau itulah yang saya rasa akhirnya membawa beliau kepada literatur-literatur organisasi kemasyarakatan, termasuk salah satunya Al-Washliyah,” sambungnya.

Sementara itu, AJD mengatakan bahwa kunjungannya ke kota Medan dianggap belum sah, jika tak menyinggahi ‘pasaknya Sumatera Utara’, yaitu Al-Washliyah.

“Belum sah kunjungan saya ke Medan ini, jika belum mampir ke ‘pasaknya Sumatera Utara’, yaitu Al-Washliyah. Sejak kecil, saya sudah sering membaca literatur terkait institusi penyebar Islam, salah satu yang mengesankan saya adalah Al-Washliyah. Menurut saya, NU dan Al-Washliyah bedanya sangat tipis, karena kita ini sama-sama muridnya Imam Syafii,” ucap AJD

Menurut AJD jika kedua organisasi ini disandingkan, maka problematika di provinsi Sumatera Utara akan selesai.

“NU dan Al-Washliyah jika bersanding dalam beberapa hal, insya Allah problematika di Sumut ini akan selesai. Saya pernah membaca bahwa, tahun 1930-an, Al-Washliyah dan NU dipimpin oleh kakak-adik bermarga Lubis. Nah, rasa kedekatan itu yang harus tetap terjaga,” lanjut AJD.

Kembali ke Masjid

Di tengah pandemi Covid-19, AJD mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi perhatiannya dalam penanganan covid-19 ini. Menurutnya pemanfaatan masjid yang terbuka selama 24 jam bisa sangat efektif dijadikan sebagai pusat komando lapangan penanganan Covid-19.

“Pemerintah saat ini telah berbuat banyak, menurut ukuran saya sudah maksimal. Ketika Covid mendunia, masing-masing negara memiliki cara dan metodologi masing-masing dalam menangani wabah ini. Jika belum selesai sampai hari ini, kita tidak boleh menyalahkan pemerintah, karena memang ini peristiwa baru, sehingga referensi penyelesaian pun masih sangat minim,” jelasnya

AJD menyebutkan, tidak terlibatnya masyarakat dalam penyelesaian Covid secara masif, merupakan langkah yang keliru. Semestinya, masjid dijadikan pusat komando dalam menyelesaikan masalah Covid-19.

“Mesjid itu lengkap sekali, ada pelataran yang bisa dijadikan tempat berolahraga, ada MCK, ada takmir masjid yang jumlahnya tidak kurang dari 20 orang yang amanah dan berwibawa, yang perintahnya ditaati oleh ummat,” sebutnya

“Ada 820 ribu masjid dan mushalla di Indonesia, jika digabung dengan rumah ibadah lainnya, maka berjumlah 1 juta. Artinya, 1 rumah ibadah menangani 270 orang dengan rentang kendali yang sangat singkat. Ayo bangun gerakan masif masyarakat, jangan gerakan gugus saja. Kita harus turut serta, tidak boleh membiarkan pemerintah repot sendiri. Karena masjid itu tempat penyelesaian masalah, bukan sumber masalah. Maka ayo kembali ke Masjid,” pungkasnya.

Penulis : Uwah
Editor : Amri

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x