x

Kutuk Aksi Brutal Isarel di Rafah Palestina, Sekjen PBB: Stop Kengerian Ini!

2 minutes reading
Wednesday, 29 May 2024 13:52 0 164 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Israel memborbardir Rafah, sebuah kota di sebelah selatan Jalur Gaza, Palestina. Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres mengutuk tindakan brutal Israel itu.

“Saya mengutuk tindakan Israel yang menewaskan puluhan warga sipil tak berdosa dan hanya mencari perlindungan dari konflik mematikan ini,” kata Antonio Guterres melalui akun X resminya.

“Tidak ada tempat yang aman di Gaza. Kengerian ini harus dihentikan,” imbuhnya.

Sebelumnya, Israel telah menyerang habis-habisan ke kamp pengungsian di Rafah hingga menyebabkan anak-anak terbakar hidup-hidup. Organisasi bantuan internasional, ActionAid UK, melaporkan bahwa jumlah korban imbas serangan itu mencapai 50 orang.

“Anak-anak, perempuan, dan laki-laki terbakar hidup-hidup di bawah tenda dan tempat berlindung mereka,” demikian menurut ActionAid, dikutip dari PressTV, Rabu (29/5/2024).

Tak hanya anak-anak dan perempuan, militer Israel juga mengeklaim telah membunuh dua pejabat senior Hamas. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan, dua pejabat Hamas tersebut tewas imbas serangan udara presisi.

Militer Zionis juga menyebut bahwa salah satu pejabat itu merupakan kepala staf Hamas di Tepi Barat, Yassin Rabia. Pada sisi lain, sayap militan Hamas dilaporkan telah melancarkan serangan ke arah Israel Tengah. Setidaknya, delapan roket diluncurkan dari Jalur Gaza ke Israel, termasuk Ibukota Tel Aviv.

Serangan brutal tanpa henti dari Israel membuat sejumlah negara Barat turut mengutuk aksi tersebut. Terdapat beberapa negara yang mengecam aksi itu, antara lain ialah Prancis, Norwegia, Irlandia hingga Spanyol.

Guterres, selaku pimpinan lembaga internasional yang kian jengkel atas ulah Israel tak mendapat respons serius dari pihak Negeri Zionis. Upaya gencatan senjata yang belum disepakati oleh kedua pihak membuat berbagai serangan masih kerap berlangsung. Terhitung, konflik yang telah berlangsung selama delapan bulan ini tekah menewaskan lebih dari 35.800 warga sipil.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x