BICARAINDONESIA-Jakarta : Gempa bermagnitudo M5,1 mengguncang wilayah laut Maluku pada Sabtu (21/1/2023) pukul 10.58 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gempa itu merupakan gempa tektonik.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Dr. Daryono mengatakan bahwa episenter gempa terletak pada koordinat 2,83° LU; 127,10° BT. Tepatnya berlokasi di laut pada jarak 138 Km arah Tenggara Kota Melonguane, Sulawesi Utara, pada kedalaman 10 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat adanya deformasi batuan dalam Lempeng Laut Maluku,” jelasnya.
Lebih lanjut, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki pergerakan mendatar-naik (oblique-thrust fault). “Berdasarkan estimasi peta guncangan, gempa itu menimbulkan guncangan di daerah Damau-Kepulauan Talaud dan Loloda Kepulauan-Halmahera Utara dengan skala intensitas II – III MMI. Kemudian juga di Kabaruan-Kepulauan Talaud dengan skala intensitas II MMI,” ungkapnya.
Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami,” tegasnya.
Gempa tersebut merupakan rangkaian gempa M7,1 Maluku pada (18/1/2023) kemarin. “Hingga pukul 11.15 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 106 aktivitas gempa susulan (aftershock),” sebutnya.
Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” imbaunya.
Editor: Rizki Audina/*