BICARAINDONESIA-Jakarta : Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menyebut penerapan Video Assistant Referee (VAR) di kompetisi sepakbola Indonesia tidak mudah.
Selain karena mahalnya peralatan, wasit yang memimpin juga harus mempunyai sertifikat VAR yang diikuti dalam pelatihan khusus VAR oleh FIFA.
Iriawan memang menginginkan kompetisi sepakbola Indonesia, khususnya Liga 1 semakin lebih baik lagi ke depannya.
Salah satu yang dipersiapkan yakni penempaan kualitas wasit dan rencana penerapan VAR.
Iriawan menyebut kemungkinan penerapan uji coba VAR bakal dilakukan pada Liga 1 musim depan terlebih juga akan ada Piala Dunia U-20 yang dihelat di Indonesia.
“Kami sekarang sudah ada asisten wasit tambahan dan kami ingin adakan VAR dan itu akan benar-benar kami hitung dan kami sudah komunikasi kalau ada sponsor mau membiayai VAR itu cukup mahal 90 miliar ya itu sekitar per alat dan sekali main itu di stadion itu sekitar 200 juta,” kata Iriawan dalam acara perayaan HUT PSSI ke-92 di SUGBK, Senayan, Jakarta, Selasa (19/4/2022) malam.
“Kami belum bisa sampaikan, saya pengin bisa secepatnya, tapi kami akan lihat perkembangannya karena cukup mahal. Jadi kami akan gandeng sponsor yang bisa membiayai itu. Kalau tidak tahun depanlah ya kami harus sudah bisa,” lanjut Irawan.
“Kami juga harus bisa mempelajari dan mudah-mudahan bisalah tahun depan kan ada rencana piala dunia juga,” jelasnya.
Sebelumnya para pecinta sepakbola Indonesia menyuarakan harapan mereka Liga 1 bisa menggunakan VAR lantaran menilai banyaknya keputusan wasit yang salah.
Adanya VAR diharapkan bisa membantu wasit dalam mengambil keputusan. Harapan Iriawan lainnya dalam HUT PSSI ini yakni organisasi olahraga yang ia pimpin bisa mempunyai kantor pribadi. Pasalnya, selama ini PSSI selalu menyewa kantor dan kerap berpindah-pindah.
“Obsesi saya, kantor PSSI kami juga belum punya dan kami akan terus dengan upaya saya, termasuk training camp untuk menjadi PR kami,” pungkasnya.
Penulis / Editor : Rill / *Abdi
No Comments