BICARAINDONESIA-Jakarta : Mantan Perdana Menteri (PM) Pakistan Imran Khan ditembak orang tak dikenal (OTK) ketika protes menentang pemerintah.
Dikutip dari detikcom Khan terluka pada bagian kaki ketika peluru dari senapan mesin mengenai mobil yang ditumpangi Khan di Kota Wazirabad. Seorang warga meninggal dunia dan lima lainnya luka dalam serangan itu.
Hingga kini tidak ada penjelasan resmi mengenai motif serangan. Namun, sekutu menyebut peristiwa itu adalah upaya pembunuhan.
Diketahui sebelumnya, Khan memimpin pawai umum untuk menuntut pemilu yang dipercepat. Pawai tersebut awalnya direncanakan untuk berakhir di ibu kota Islamabad.
Mantan bintang kriket internasional yang beralih menjadi politisi itu dibawa ke sebuah rumah sakit di Lahore. Seorang juru bicara partai mengatakan dia dalam kondisi stabil, tetapi kemungkinan akan menjalani operasi.
Terduga pelaku telah ditangkap polisi. Pelaku juga merilis video yang menunjukkan dia tampak mengakui perbuatannya. Tidak jelas dalam kondisi apa wawancara itu dilakukan, tetapi di dalam video tersebut pria itu ditanya oleh polisi terkait motif penembakan.
“Dia menyesatkan orang-orang. Saya ingin membunuhnya. Saya mencoba membunuhnya,” jawab pelaku.
Kepada program Newshour BBC World Service, juru bicara Khan, Raoof Hasan menuduh pemerintah Pakistan “terlibat langsung” dalam serangan itu.
Raoof Hasan menolak pengakuan video yang dirilis pemerintah sebagai “upaya penutupan” dan mengatakan pemerintah berusaha untuk melenyapkan Imran Khan secara fisik.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Arif Alvi mengatakan insiden itu adalah “upaya pembunuhan keji”.
Zoraiz Bangash, seorang jurnalis lokal yang melihat serangan itu mengatakan bahwa ada seseorang memegang pistol 9mm.
“Semuanya dimulai ketika Khan memimpin pawai umum dan tiba-tiba terdengar suara tembakan. Saat itu, kami semua menyadari ada orang yang terlihat memegang pistol, pistol 9mm. Dia melepaskan beberapa tembakan yang sayangnya mengenai beberapa pimpinan PTI dan Khan yang tertembak di kaki,” jelasnya.
“Orang itu ditahan oleh seorang pendukung PTI yang berdiri di sampingnya. Orang itu ditangkap dan dibawa pergi,” lanjutnya.
Diketahui, Khan telah memimpin pawai protes kedua tahun ini selama tujuh hari terakhir, menuntut pemilu yang dipercepat. Pemerintah telah berulang kali mengatakan, akan mengadakan pemilihan tahun depan, seperti yang direncanakan.
Bulan lalu, komisi pemilihan Pakistan mendiskualifikasi Khan dari pemegang jabatan publik dalam langkah yang digambarkan oleh mantan pemain kriket itu sebagai bermotif politik.
Khan telah dituduh salah menyatakan rincian hadiah dari pejabat asing dan hasil dari dugaan penjualan barang-barang tersebut. Hadiah itu termasuk jam tangan Rolex, sebuah cincin, dan sepasang manset.
Pakistan memiliki sejarah panjang kekerasan politik yang mematikan. Dalam kasus paling terkenal, mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto dibunuh dalam pawai politik pada tahun 2007.
Editor: Rizki Audina/*
No Comments