BICARAINDONESIA- Jakarta : Saat ini harga telur ayam ras sedang tinggi-tingginya. Di sejumlah daerah, kebutuhan pokok sumber protein hewani ini dijual di atas Rp 30.000 per kilogram (kg).
Menurut Paguyuban Peternak Rakyat Indonesia (PPRN), harga telur ayam ras saat ini merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah republik ini berdiri.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas menyebut salah satu faktor penyebab meningkatnya permintaan telur adalah program bantuan sosial (bansos) Kementerian Sosial (Kemensos) kepada masyarakat. Hal ini lantaran salah satu bansos itu adalah telur ayam.
Karena pengadaan bansos itu, permintaan telur ayam melonjak di berbagai daerah. Terlebih, bansos baru cair setelah 3 bulan lamanya.
“Ini rapel uangnya (uang bansos) tiga bulan agak banyak, jadi ada permintaan selama lima hari mendadak, pasar kurang pasokannya. Biasa kalau pasokan kurang dikit, kaget, harga naik,” ujar Zulhas dikutip dari Antara, Jumat (26/8/2022).
Zulhas mengaku sudah bertemu para perwakilan pengusaha telur. Para pelaku usaha meminta agar skema penyaluran bansos dibuat secara periodik agar produksi dapat mencukupi permintaan.
“Sarannya, bisa tidak bansos tiap bulan karena telur itu kan tidak bisa cepat. Jadi kalau bisa tiap bulan, sehingga ketika dibelanjakan tidak ada permintaan yang mendadak banyak,” katanya.
Saat ini, kata Zulhas, rata-rata harga telur sebesar Rp 31 ribu kilogram. Ia ingin mampu menurunkan harga telur di titik keseimbangan agar tidak terlalu membebani konsumen dan tetap mampu memberikan keuntungan terhadap peternak.
Ia juga membantah kalau harga telur ayam ras saat ini adalah yang termahal sepanjang sejarah berdirinya Indonesia.
“Telur ayam memang Rp 31 ribu sekarang, tapi waktu saya duduk (dilantik menjadi Mendag) Rp 32 ribu. Sekarang Rp 31 ribu sempat turun sampai Rp 26 ribu sampai Rp 25 ribu. Memang harga sedang itu Rp 27 ribu sampai Rp 28 ribu itu untung peternaknya. Harga Rp 31 ribu kemahalan,” kata Zulhas.
Hal senada juga disampaikan para peternak. Mereka menduga kenaikan harga telur salah satu faktornya disebabkan oleh program bantuan sosial (bansos) berbentuk bagi-bagi telur dari Kementerian Sosial (Kemensos).
Faktor lainnya, diduga karena harga pakan yang naik imbas perang Rusia-Ukraina.
Selain itu juga faktor cuaca juga turut mempengaruhi harga telur. Hal ini karena , selama musim pancaroba beberapa waktu lalu banyak ayam sakit dan produksi telur menurun.
No Comments