BICARAINDONESIA-Amerika : Amerika Serikat sedang dihebohkan oleh kasus pembunuhan mengerikan di Ohio yang menewaskan 4 mahasiswa University of Idaho di 13 November 2022 silam.
Berkat bantuan teknologi seperti analisis DNA dan HP, kini tersangka pelakunya telah ditangkap polisi.
Selama berminggu-minggu, pembunuhan terhadap mahasiswa Universitas Idaho yaitu Kaylee Goncalves, Madison Mogen, Xana Kernodle, dan Ethan Chapin telah menjadi pusat liputan nasional dan spekulasi publik yang intens.
Para pemuda pemudi itu, semuanya berusia 20 hingga 21 tahun, dibunuh di tempat tidur mereka, tampaknya secara acak. Polisi gagal menemukan tersangka atau motifnya sekian lama.
Namun sekarang ceritanya berbeda. Bryan Kohberger, seorang mahasiswa doktoral peradilan pidana berusia 28 tahun di Washington State University, dijadwalkan hadir di pengadilan setelah diekstradisi dari Pennsylvania, tempat orang tuanya tinggal dan lokasinya ditangkap.
Menurut penyelidik, salah satu teman sekamar yang tidak terluka yang berada di lokasi pembunuhan pada saat penusukan, benar-benar berhadapan langsung dengan pembunuh yang diduga, yang dia gambarkan mengenakan topeng dan pakaian hitam.
Pernyataan tertulis merinci bagaimana penyelidik menggunakan bukti DNA dari sarung pisau yang tertinggal di tempat kejadian, serta video yang melacak kendaraan Hyundai Elantra putih yang dinaiki pelaku, untuk menghubungkan Kohberger dengan pembunuhan tersebut.
Data ponsel menunjukkan bahwa dia berada di area rumah korban pada malam dan sore hari setelah penyerangan, serta beberapa kali dalam beberapa bulan menjelang pembunuhan.
Pihak berwenang mengatakan mereka menemukan DNA dari sarung pisau kulit cokelat yang tertinggal di tempat tidur salah satu korban dan dapat mencocokkannya dengan Kohberger setelah mengambil DNA dari rumah keluarganya.
Catatan ponsel Kohberger menunjukkan ia berada di dekat TKP pada malam penyerangan. Ponselnya juga terlacak setidaknya tiga kali di dekat lokasi pada sore hari setelah pembunuhan, menandakan bahwa dia kembali ke TKP.
Seperti dikutip detikINET dari Global News, penyelidik sejauh ini belum mengungkapkan kemungkinan motif atau apakah Kohberger mengenal salah satu korban.
Editor : Tyan/*