BICARAINDONESIA-Jakarta : Menteri Negara di Kantor Luar Negeri, Persemakmuran & Pembangunan Inggris (FCDO) Andrew Mitchell mengatakan bahwa Inggris bukan lagi ‘adidaya bantuan asing’. Hal ini terjadi saat terjadi pemotongan anggaran dalam program bilateral negara itu
Di depan anggota Komite Pembangunan Internasional Parlemen Inggris pada hari Selasa, (6/12/2022).
Pemotongan anggaran program bilateral, kata Mitchell, diperlukan karena dana perlu dialihkan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi yang tiba di Inggris dari negara-negara seperti Ukraina dan Afghanistan.
“Janganlah kita bertele-tele. Kami bukan negara adidaya pembangunan saat ini dan itu adalah sesuatu yang dikeluhkan di seluruh dunia,” ujar Mitchell memberi tahu sesama anggota parlemen, dikutip dari CNBC.
Mitchell membandingkan kelangkaan dana dengan sumber daya yang tersedia selama Perdana Menteri (PM) Tony Blair dan David Cameron.
“Jika kita ingin mendapatkannya kembali, kami harus membuat beberapa perubahan struktural di departemen,” kata dia .
Pihaknya, kata Mitchell harus mengurangi anggaran untuk program bilateral sekitar 30% untuk sisa tahun keuangan. Ini sebagian karena Kantor Dalam Negeri menarik dana departemennya untuk menutupi biaya menampung semakin banyak pengungsi dari negara-negara termasuk Suriah, Afghanistan, dan Ukraina.
Diperkirakan 3 miliar pound (Rp 46 triliun) diambil dari pundi-pundi Bantuan Pembangunan Resmi (ODA) untuk membayar perjalanan, makanan, dan akomodasi bagi para pengungsi tahun ini. Akibatnya, Mitchell menyebut bahwa anggaran bantuan berjalan ‘di luar kendali’ dan harus diperbaiki.
Inggris telah mengurangi pengeluaran bantuan luar negerinya selama bertahun-tahun. Pada tahun 2021, London membatalkan janji untuk mempertahankan pendanaan ODA sebesar 0,7% dari Pendapatan Nasional Bruto (PNB), menguranginya sekitar 12 miliar pound menjadi 0,5% dari PNB. Kelompok bantuan khawatir bahwa pengurangan lebih lanjut tidak dapat dihindari.
Pada akhir tahun, Inggris diperkirakan telah menampung sebanyak 270.000 kedatangan pengungsi, jumlah terbesar dalam beberapa dekade, menurut perkiraan bulan September oleh lembaga pemikir Center for Global Development.
Sementara itu, Mitchell memiliki rekam jejak panjang dalam menangani urusan bantuan. Di bawah David Cameron, ia menjabat sebagai sekretaris negara untuk pembangunan internasional, memimpin departemen bantuan luar negeri khusus, yang digabungkan dengan Kementerian Luar Negeri pada tahun 2020.
Sebelumnya, dia adalah sekretaris bayangan parlemen untuk portofolio yang sama
No Comments