x

Menteri Luhut Kawal Kesiapan Perusahaan RI Ekspor Listrik ke Singapura

3 minutes reading
Friday, 17 Mar 2023 16:03 0 165 Iki

BICARAINDONESIA-Jakarta : Demi mendorong energi baru terbarukan, sejumlah perusahaan energi Indonesia berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Tidak hanya itu, pembangunan tersebut juga menjadi peluang bagi perusahaan untuk bisa mengekspor listriknya ke Singapura.

Sebab Pemerintah Singapura telah mengajukan permintaan listrik dari Indonesia. Singapura menyampaikan, listrik yang bisa diimpor dari Indonesia harus berasal dari sumber energi baru terbarukan. Misalnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Tak hanya PLTS, sejumlah perusahaan RI itu juga tengah bersiap membangun industri panel surya di dalam negeri. Sebagaimana instruksi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut menyebut, perusahaan RI bisa mengekspor listrik ke Singapura, asalkan industri panel surya di dalam negeri dibangun terlebih dahulu.

“Mengenai mereka (Singapura) pengin ada ekspor solar panel dari Indonesia listriknya dan Singapura. Akan tetapi, kita enggak mau begitu, maunya harus end to end. Kita harus bangun solar panel di sini, industrinya, kemudian baterainya, dan seterusnya. Baru kita ekspor ke Singapura. Jadi,win-win,” jelas Luhut, dikutip Jumat (17/3/2023).

Kesepakatan Perusahaan Energi RI

Sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, sejumlah perusahaan energi RI sepakat menandatangani Memorandum of Understanding (MoU). MoU itu terkait pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan rantai pasok panel surya atau Solar Photovoltaic (PV). Juga Sistem Penyimpanan Energi Baterai (SPEB) di Indonesia.

Penandatanganan MoU itu juga melibatkan beberapa pabrikan manufaktur PV dan baterai (Original Equipment Manufacturer/ OEM). Adapun perusahaan energi Indonesia yang meneken MoU tersebut, yaitu PT Adaro Clean Energy Indonesia (Adaro Green). Kemudian, PT Medco Power Indonesia (Medco Power) dan PT Energi Baru TBS (Energi Baru).

Ketiga perusahaan energi itu juga menandatangani MoU dengan pabrikan manufaktur PV dan baterai (OEM) dari dalam dan luar negeri. Di antaranya, PT Utomo Juragan Atap Surya Indonesia, LONGi Solar Technology Co Ltd, dan Jiangsu Seraphim Solar System Co Ltd. Serta Jnshine PV-Tech Co Ltd, Sungrow Power Supply Co Ltd, PT Huawei Tech Investment, dan REPT BATTERO Energy Co Ltd.

Upaya Capai Target NZE

Kerja sama itu merupakan bagian dari komitmen perusahaan guna mendukung pemerintah dalam mencapai target Net Zero Emission. Salah satunya melalui percepatan pembangunan industri panel surya nasional untuk pengembangan EBT di Indonesia.

Presiden Direktur PT Adaro Power Dharma Djojonegoro mengatakan, perusahaan siap mendukung Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan infrastruktur dan industri PLTS. Dharma menilai, PLTS merupakan sumber EBT terbesar yang akan berkontribusi terhadap lebih dari 50% pembangkitan listrik dalam negeri tahun 2060.

“Adaro Green bersama dengan Medco Power dan Energi Baru siap mendukung upaya pemerintah. Melalui Kemenko Marves terkait penggunaan produk dalam negeri untuk proyek-proyek EBT yang sedang dikembangkan. Caranya dengan menjalin kerja sama terkait peluang industrialisasi bisnis rantai pasok PLTS; rantai pasok industri Solar PV dan SPEB,” tuturnya, dikutip Jumat (17/03/2023).

“Harapan kami, kesiapan dan rencana dunia usaha serta industri dalam mempersiapkan peningkatan kebutuhan EBT ini dapat memenuhi kebutuhan di dalam negeri,” imbuhnya.

Editor: Rizki Audina/*

LAINNYA
x