x

Miris..!! Rumah Warga Retak Dampak Bangun Jalur Tol Binjai-Belawan, HK Cuma Tawarkan Ganti Rugi Rp2,8 Juta

2 minutes reading
Monday, 29 Jun 2020 05:15 0 211 admin

BICARAINDONESIA-Medan : Gencarnya pemerintahan Joko Widodo melakukan pembangunan jalur tol di Sumatera Utara untuk membuka seluruh akses antar wilayah, khususnya guna memperlancar aktivitas perekonomian, tentunya patut diapresiasi.

Sayangnya, dibalik itu semua, proses pembangunan tidak sejalan dengan tekad Nawacita yang lebih nengedepankan keadilan bagi masyarakat.

Karena faktanya, pelaksana lapangan dalam hal ini Hutama Karya (HK) seolah masih mengedepankan arogansi. Alhasil, masyarakat yang seharusnya diuntungkan dengan proses pembangunan itu, justru menjadi korban.

Hal itu pula yang kini dirasakan masyarakat yang bermukim di Jl. Pematangpasir/Jl. Kawat VI ujung, Kel. Tanjungmulia Hilir, Kec. Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara.

Sejak proses pembangunan tol jalur Binjai-Belawan itu berjalan medio 2017 silam, masyarakat di kawasan itu mulai merasakan derita. Terlebih jarak pemukiman mereka sangat dekat dengan lokasi proyek.

Persis September 2019 lalu, derita itu pun makin menjadi-jadi. Itu terjadi ketika aktivitas ‘paku bumi’ untuk menanam pancang tol mulai dilakukan.

“Uda kayak gempalah disini setiap siang. Bayangkan, paku bumi itu bekerja cuma berjarak 5 meter dari pemukiman disini,” kisah Cipto, Senin (29/6/2020).

Puncaknya, lanjut pria 70 tahun itu, ketika satu persatu rumah mulai terdampak dari aktivitas itu.

“Rumah warga termasuk rumah saya retak-retak. Lihat lah ini, hampir setiap sudut rumah saya retak,” paparnya sambil menunjukkan beberapa bagian rumahnya yang retak dan cukup membahayakan.

Bahkan situasi yang cukup mengancam nyawa pemilik rumah terdampak pembangunan itu, sama sekali tak dipedulikan pihak kontraktor yang notabene Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

“Setahun kami mencari keadilan. Tapi selalu saja pihak HK tak peduli. Justru kami sebagai korban dibola-bola. Kami ajukan ke pihak HK di kantornya yang di Helvetia, kami malah disuruh ke kantornya yang di Padang Hijau, Jl. Binjai. Tapi begitu kami kesana, malah disuruh ke Helvetia,” keluh pria yang sudah berusia lanjut tersebut.

Atas situasi ini, lewat seorang pengacara yang bersimpati kepadanya, Cipto lantas melayangkan somasi. Ironisnya, meski ada atensi dari HK, namun nilainya justru seperti melecehkan masyarakat kecil

“Bayangkan, mereka (HK) hanya menawarkan ganti rugi Rp2.800.000. Kita juga diminta tanda tangan dulu. Parahnya lagi, sudahlah uangnya tak sebanding, tapi kesepakatan yang sudah ditandatangani sebelum puasa Ramadan, belum juga terealisasi. Banyak yang tandatangan warga disini. Saya sendiri menolak ikut neken,” tegasnya.

Kini, Cipto berharap agar ada perhatian dari pemerintah pusat untuk memperhatikan masyarakat yang terdampak pembangunan.

“Kami mau Pak Jokowi mendengar suara hati masyarakat kecil ini yang sedang mencari keadilan,” pungkasnya.

Penulis/Editor : Yudis

 

No Comments

Leave a Reply

LAINNYA
x