BICARAINDONESIA-Jakarta : Karywan Morgan Stanley akan terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) pada akhir Maret 2025. PHK ini berampak pada 2.000 karyawan.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (22/3/2025), laporannya menyebutkan bahwa PHK ini akan mengurangi sekitar 2 persen-3 persen dari jumlah pegawai saat ini.
“PHK tidak terkait dengan kondisi pasar saat ini,” kata sumber tersebut, Rabu (19/3/2025).
Berdasarkan data akhir 2024 lalu, bank investasi di Amerika Serikat (AS) itu mempekerjakan lebih dari 80 ribu orang di seluruh dunia. Sedangkan rencana PHK diklaim tak akan menyasar posisi penasihat keuangan.
PHK diklaim mesti ditempuh sebagai upaya meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Ini terjadi ketika Morgan Stanley dan para kompetitor harus menghadapi kebijakan tarif tinggi Presiden AS Donald Trump.
Sejumlah bankir memperkirakan pasar modal akan pulih usai Trump kembali ke Gedung Putih. Sayang, optimisme itu sejauh ini gagal terbukti karena aktivitas para klien yang harus bergulat dengan ancaman tarif tinggi.
Beberapa waktu lalu, Co-President Morgan Stanley, Daniel Simkowitz sempat mengatakan ada ketidakpastian kebijakan. Oleh karena itu, rencana penerbitan ekuitas baru sampai merger dan akuisisi diklaim agak tertunda.
Kendati demikian, Simkowitz mengaku perusahaan tetap menambah jumlah karyawan senior, terutama di divisi perbankan investasi.