BICARAINDONESIA-Kalimantan Tengah : Suaka Margasatwa Lamandau di Provinsi Kalimantan Tengah melaporkan, satu individu bayi orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus) dari induk bernama Ilik kembali lahir.
Kelahiran bayi orangutan ini menjadi yang ke 18 dalam kurun waktu tahun 2016-2021 di Suaka Margasatwa tersebut.
18 individu orangutan yang telah lahir di Lamandau, terdiri dari 11 individu jantan, 6 individu betina dan 1 individu bayi orangutan baru lahir yang masih belum teridentifikasi jenis kelaminnya.
Sebelumnya orangutan Ilik terkonfirmasi hamil sejak Maret 2021. Kemudian pada tanggal 13 April 2021 pukul 11.50 WIB, Ilik telah terpantau menggendong bayinya saat datang ke Camp Pelepasliaran dan Pemantauan Gemini di SM Lamandau.
“Kelahiran orangutan ini merupakan kabar membahagiakan yang memberikan semangat bagi kami dan mitra untuk terus bekerja menjaga keutuhan kawasan SM Lamandau terutama di masa-masa pandemi seperti ini. Dari upaya konservasi yang telah dilakukan kami harapkan satwa yang berada dalam kawasan dapat hidup dengan nyaman di habitat alaminya serta terjaga kelestariannya” kata Plt. Kepala Balai KSDA Kalimantan Tengah, Handi Nasoka, di Palangkaraya, Rabu, 28 April 2021 lalu.
Meskipun hingga saat berita ini diturunkan jenis kelamin bayi dari orangutan Ilik masih belum dapat diidentifikasikan, namun staf lapangan di Camp Gemini terus mengikuti induk dan bayi orangutan tersebut dalam fase satu minggu pertama setelah kelahiran untuk memantau kondisi keduanya.
Balai KSDA Kalimantan Tengah juga bekerjasama dengan OF-UK Indonesia selanjutnya akan menciptakan kondisi optimal untuk perkembangbiakan orangutan di alam baik melalui kegiatan pengamanan kawasan, rehabilitasi lahan tergradasi dengan tumbuhan lokal dan pohon pakan orangutan, melakukan studi-studi untuk meningkatkan daya dukung hidupan liar, serta selalu memantau kesehatan orangutan pada masa kehamilan dan setelah kelahiran untuk memastikan tingkat survival yang tinggi.
“Kerja bersama merupakan salah satu faktor keberhasilan dalam upaya konservasi keanekaragaman hayati. Selain bersama mitra, keberhasilan ini juga didukung oleh peran serta masyarakat yang ikut melakukan monitoring perkembangbiakan satwa orangutan di habitatnya. Melalui kemitraan ini diharapkan SM Lamandau dapat menjadi model pengelolaan kawasan konservasi yang berbasis masyarakat sehingga keberadaan suaka margasatwa ini dapat memberikan kemanfaatan baik bagi satwa maupun masyarakat sekitar kawasan”, ujar Dirjen KSDAE, Wiratno di tempat terpisah.
Editor : Teuku/rilis
No Comments