BICARAINDONESIA-Langkat : Tim gabungan Ditreskrimum Polda Sumatera Utara dan Polres Langkat, masih menyelidiki kasus tewasnya Paino, seorang mantan anggota DPRD Langkat yang ditemkan mati orang tak dikenal (OTK) pada Kamis malam (27/1/2023)
Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi mengatakan bahwa penyelidikan masih terus dilakukan untuk melacak identitas pelaku.
“Masih dalam penyelidikan. Saat ini penyidik masih bekerja di TKP mengumpulkan bukti dan fakta-fakta lapangan,” ungkapnya saat dikonfirmasi Bicaraindonesia via pesan singkat whatsapp, Jumat siang (27/1/2023).
Namun Hadi tidak merinci secara jelas terkait jumlah saksi dan motif dalam peristiwa yang merenggut nyawa mantan politisi tersebut.
“(Motif) Belum donk,” tutup Hadi.
Seperti diketahui, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 23.18 WIB itimu, seketika membuat geher warga. Apalagi pada bagian dada pria 47 tahun itu ditemukan ada lubang bekas tembakan peluru tajam.
Warga yang mengetahui hal itu langsung nengevakuasi warga Dusun VII Bukit Dinding, Desa Besilam BL, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat itu ke UGD RS Putri Bidadari Stabat. Di rumah sakit, dokter menyatakan korban sudah meninggal dunia.
Informasi sementara, politisi Golkar itu diduga ditembak orang tak dikenal (OTK), saat melintas di jalan Devisi 1 Desa Besilam BL.
Sebelumnya diketahui, sekitar pukul 23.00 WIB, ia dan teman-temannya pulang dari warung milik Miran di Dusun I Desa Besilam BL, ke rumah masing masing.
Saat itu, Paino pulang dengan mengendarai sepeda motor trail Kawasaki KLX miliknya. Tak lama kemudian, warga mendengar ada letusan senjata api. Saat melintas di Devisi I Desa Besilam BL, Arif (30) teman ngobrol Paino di warung Miran, melihat korban tergeletak di tengah jalan.
Karena panik dan ketakutan, Arif kemudian memanggil Hendra untuk datang ke tempat kejadian perkara (TKP). Saat tubuh Paino dibalikkan oleh teman-emannya itu, ditemukan ada luka tembak di dadanya.
Kemudian, Arif dan Hendra membawa Paino ke RS Putri Bidadari Stabat dengan menggunakan mobil. Saat dibawa ke UGD, dokter jaga di sana menyatakan bahwa Paino sudah meninggal dunia.
Mendengar kabar itu, keluarga Paino langsung datang ke RS Putri Bidadari. Karena ada kejanggalan atas kematiannya, keluarga Paino kemudian menghubungi Polsek Stabat. Mereka meminta, agar polisi mengusutnya dan dilakukan penyelidikan.
Bahkan sebagai langkah penyelidikan jenazah Paino selanjutnya dibawa ke RS Bhayangkara di Jalan Wahid Hasyim Medan untuk diautopsi. Polisi kemudian mengumpulkan bukti-bukti, saksi dan meminta keterangan dari keluarga korban.
Penulis/Editor : Teuku