BICARAINDONESIA-Medan : Milad ke-7, Pengajian Fastabiqul khairat (Faskho) diwarnai dengan kegiatan Nikah Massal dan Kajian Parenting bersama Bunda Neno Warisman di Sadafa Room Raz Hotel & Convention, Rabu (1/3/2023).
Ketua Pengajian Faskho Asmahan, S.Ag mengatakan, nikah massal ini diikuti 11 pasangan.
“Kami memberikan fasilitas menikah gratis, mahar gratis, make Up oleh Mua², baju pengantin, pelaminan gratis, semua pasangan yang menikah menginap semalam di Raz Hotel, hadiah Mini Gold 0,1 gram, uang saku Rp.600.000, kain sarung dan sembako,” terangnya.
“Tujuan kami melaksanakan nikah massal ini adalah memberikan kemudahan untuk menikah bagi pasangan pra sejahtera sebagai solusi mencegah terjadinya Perzinahan. Tema yg kami angkat Stop Pacarab, Ayo Nikah,” imbuh Asmahan.
Lanjut Asmahan, acara kedua adalah Kajian Parenting bersama Bunda Neno Warisman yang mengangkat Tema Tantangan mendidik anak di era digital.
“Tujuan kami membuat kajian parenting adalah untuk memberikan edukasi kepada semua orangtua baik pengantin lama mau pun pengantin baru. Agar bisa memahami apa saja yang harus dilakukan dalam mengawasi tumbuh kembangnya anak-anak di era digital yang tak terbendung kehadirannya di dunia milenial saat ini. Oleh karena itu kami tertarik untuk membuat kajian parenting ini.
Alhamdulillah, semua berjalan sukses dan lancar,” akhiri Asmahan.
Ketua TP PKK Sumatera Utara Nawal Lubis yang turut hadir mengapresiasi nikah massal gratis sekaligus kajian parenting bertema ‘Tantangan Mendidik Anak di Era Milenial bersama Bunda Neno Warisman oleh Faskho.
Nawal juga menyebutkan, kegiatan ini sejalan dengan apa yang sering ia sampaikan kepada masyarakat, khususnya orangtua dalam mendidik anak. Generasi penerus saat ini, sangat berbeda sikap dan karakter hingga lingkungannya dibanding generasi sebelumnya.
“Kita memang harus mengikuti perkembangan dan model anak-anak sekarang di era milenial. Saya berharap, tetaplah memberikan pengajaran agama bagi anak kita,” kata istri Gubsu ini.
Sedangkan Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Medan Dr. H. Impun Siregar, MA, dalam sambutannya mengungkapkan, pengajian faskho Majelis Ta’lim pertama yang menyelanggarakan nikah massal di Medan. Sebelumnya kalau pun ada dari perusahaan yang mengadakannya.
“Dalam kesempatan ini juga Kemenag Kota Medan memberikan SK pengajian kepada pengajian faskho yang menandakan bahwa komunitas ini telah terdaftar dengan resmi di Kementerian Agama kota Medan.
Ketua Umum Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah (YPSA) Hj. Rahmawati Sofyan Raz yang sekaligus penasehat Faskho mengucapkan banyak terima kasih kepada pengajian faskho yang merupakan pengajian perkumpulan dari orang tua dan wali santri YPSA.
“Kita ketahui dari berdirinya pengajian ini hingga sekarang sudah banyak membantu dan bekerjasama dengan YPSA dengan membuat berbagai kegiatan,” ujarnya.
Ketua panitia drg Salviah Aisyah Nasution Sp.Ort, selaku ketua panitia mengucapkan banyak terima kasih atas kesuksesan acara ini.
Hal ini merupakan kerja keras ibu-ibu wali santri YPSA hingga acara dapat terselenggara dengan baik dan sukses. Terima kasih juga kepada para undangan dan pengurus organisasi perempuan dan pengajian yang telah hadir.
Sementara Neno Warisman dalam ceramahnya mengatakan, anak muda yang masuk kategori generasi Z dan Alfa, sangat dekat dengan teknologi. Aktivitas penggunaan gawai dan komputer marak. Aplikasi permainan, ada satu juta-an jenis yang tersedia.
“Kuncinya, bagaimana menanamkan nilai kepada anak. Kita ingin anak-anak kita, akhlaknya seperti para sahabat Rasulullah Muhammad SAW. Karenanya, lingkungan yang penting adalah keluarga,” kata Neno.
Menurutnya, media sosial tidak menunjukkan Islam itu indah. Banyak konten atau ajaran agama dari berbagai ulama, namun lebih kepada ceramah yang belum tentu dijadikan tuntunan bagi masyarakat.
“Tidak ada Islam yang indah di medsos, yang ada hanya ceramah ustaz. Tetapi perilaku yang ditampilkan, banyak yang tidak mencerminkan kebaikan,” sebut Neno, yang menekankan pentingnya komunikasi yang baik antara orangtua dan anak, dengan pendekatan pertemanan.
Terakhir, kata Neno, adalah menjaga hubungan manusia dengan Tuhannya. Memelihara seorang hamba dan Sang Pencipta tetap terhubung baik, yakni menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup.
Editor : Yudis/*