BICARAINDONESIA-Jakarta : Layanan Bank Syariah Indonesia sempat tak berjalan beberapa hari lalu. Ternyata, hal itu terjadi karena ulah geng hacker LockBit. Dark Tracer dalam akun Twitternya @darktracer_int menyebut, LockBit adalah hacker yang membuat layanan BSI down.
“Mereka menyebut sudah mencuri 15 juta data pelanggan, informasi karyawan, dan sekitar 1,5 TB data internal. Mereka mengancam akan merilis semua data di dark web, jika negosiasi gagal,” tulis Dark Tracer.
Layanan perbankan milik BSI terganggu sejak Senin (8/5/2023). Menurut Menteri BUMN Erick Thohir, hal itu terjadi karena ada serangan siber ke BSI, tanpa menyebut serangan siber apa yang terjadi.
LockBit ransomware gang claimed responsibility for the disruption of all services at Bank Syariah Indonesia, stating that it was a result of their attack. They also announced that they have stolen 15 million customer records, employee information, and approximately 1.5 terabytes… pic.twitter.com/pSp4H41BTb
— Fusion Intelligence Center @ DarkTracer (@darktracer_int) May 12, 2023
Lalu, pada Rabu (10/5/2]23), Dirut BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa layanannya mulai normal dan bisa digunakan untuk transaksi oleh nasabah. Hanya saja, saat itu pihak BSI mulai menemukan indikasi dugaan serangan siber, yang membuat mereka perlu mematikan sistem untuk memastikan keamanannya.
Namun, terkait dugaan itu, ia menyebut bahwa diperlukan pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. Dalam hal ini, BSI terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait.
“Terkait dengan dugaan serangan siber, pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik. BSI terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait baik regulator, OJK, BI, pemegang saham, stakeholder lain, termasuk juga pemerintah,” bebernya.
Editor: Rizki Audina/*