BICARAINDONESIA-Jakarta: Upaya penurunan stunting menjadi program prioritas pemerintah dengan target 14 persen di tahun 2024 mendatang. Untuk merealisasikan target tersebut, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama dengan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melakukan peninjauan di pos pelayanan terpadu (Posyandu) Cempaka III, Jakarta Pusat.
“Hari ini, per satu jam lalu, baru 15 anak yang mengecek kesehatannya. Hasilnya, 3 sudah masuk stunting dan ini kita harus cepat gerak,” ujar Heru Budi Hartono, di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (22/02/2023).
Heru menyoroti pentingnya kedisiplinan orang tua dalam memantau kesehatan dan tumbuh kembang anak ketika usia dini untuk mencegah stunting.
“Kalau tidak disiplin mengontrol kesehatan, kan kita susah juga. Disiplin bisa dengan ke posyandu atau puskemas. Agar pemerintah, baik pusat maupun kader, bisa langsung intervensi,” tegas Heru.
Lebih lanjut, Heru juga menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan orang tua mengenai cara menjaga kesehatan dan asupan gizi anak.
Sementara itu, menurut Menkes, pengukuran berat badan anak secara rutin setiap bulannya penting dilakukan. Sebagai upaya bagian dari pendataan dan pencegahan kasus stunting.
“Ini kan ditimbang, timbang harus setiap bulan. Kalau timbangannya enggak naik, jangan tunggu turun, kalau tidak naik, itu udah ciri-ciri (stunting). Dia harus diapakan?Dikasih telur saja setiap hari, sebutir satu,” ucap Budi.
“Begitu timbangan enggak naik, itu harus dikasih gizi tambahan. Bisa ayam, ikan, daging, sayur. Yang paling murah telur dan susu,” imbuhnya.
Menkes Budi juga menyarankan agar biaya pengeluaran rumah tangga untuk membeli pulsa, rokok, minuman-minuman manis, bisa dialokasikan untuk makanan bergizi. Misalnya, membeli telur sebagai cara termudah dalam upaya memenuhi asupan gizi sang anak.
“Harusnya dengan 30 ribu bisa dapat 16 telur, cukup untuk si bayi 16 hari. Daripada dipakai buat bapak-bapak merokok, itu mungkin bisa habis 10 ribu satu hari. Mending belikan telur untuk anak-anaknya,” tutur Budi.
Editor: Rizki Audina/*