BICARAINDONESIA-Deliserdang : Kematian Muhammad Zailani alias Lani, warga Dusun IV, Desa Bengkel, Kec. Perbaungan, Kab. Serdangbedagai (Sergai), Sumatera Utara masih menyisakan teka teki.
Meski sebelumnya Kasatreskrim Polresta Deliserdang Kompol Muhammad Firdaus menduga kuat jasad yang terapung di Sungai Belumai, Dusun V, Simpang Papan, Desa Talapeta, Kec. STM Hilir pada Minggu, 23 Agustus 2020 sekitar pukul 16.00 WIB lalu akibat pembunuhan, belakangan hal itu malah dibantah.
Bahkan indikasi perampokan dibalik kematian pria 35 tahun itu yang sempat dikemukakan polisi, kini juga belum bisa dipastikan. Dalih polisi, karena masih dalam penyelidikan.
“Masih melakukan langkah-langkah pemeriksaan, baik pemeriksaan saksi maupun pemeriksaan secara medis dari Rumah Sakit (RS) Bhayangkara. Karena sampai saat ini, untuk motif masih kita dalami belum bisa kita tentukan,” ungkap Kapolresta Deliserdang Kombes Yemi Mandagi kepada wartawan, Selasa (25/8/2020).
Karena, lanjutnya, dari keterangan sejumlah saksi, ada beberapa hal yang masih perlu dicocokkan dulu di tempat kejadian perkara (TKP).
Yemi juga membantah, jika ada barang-barang milik korban yang hilang, termasuk sepeda motor Yamaha Mio warna biru BK 4321 XAG yang sebelumnya dibawa korban.
“Sampai saat ini, tidak ada barang-barang korban yang hilang. Karena kendaraan (motor Yamaha Mio warna biru) yang dia gunakan, ditinggalkannya di PJR Tanjungmorawa,” tegasnya.
Sementara Kasatreskrim Polresta Deliserdang, Kompol Muhammad Firdaus yang kembali dikonfirmasi wartawan menjelaskan, dari pemeriksaan keluarga korban, diperoleh informasi korban meninggalkan rumah dengan mengendarai motor Yamaha Mio warna biru tanpa pelat yang dipinjam dari kakak sepupunya, Yati.
Dalam Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) motor itu, tertera pemilik kereta atas nama Prayetno, warga Dusun Suka Makmur, Kel. Sunggal, Kota Medan.
Sejak saat itu, korban tak kembali.
“Lalu berdasarkan keterangan Togi, tetangga korban, menjelaskan pada Minggu, 16 Agustus 2020, sekitar pukul 16.00 WIB, dia sempat melihat korban mendorong kereta (motor) tersebut di depan Lapangan Garuda, Tanjungmorawa,” ungkapnya.
Dari informasi itu, pihak kepolisian langsung melakukan penyelidikan ke seputaran Simpang Kayu Besar, Tanjungmorawa.
Hasilnya, berdasarkan keterangan Marbun, pemilik tambal ban di sekitaran lokasi, pada Minggu, 16 Agustus 2020 sekitar pukul 17.00 WIB, ada seorang pria mengenakan baju batik dan peci sedang mendorong motor Mio warna biru, lalu memarkirkannya di depan PJR Tanjungmorawa. Kemudian keesokan harinya, Senin, 17 Agustus 2020, sekitar pukul 07.00 WIB, motor tersebut sudah tidak ada lagi.
Sedangkan dari keterangan Aipda Bimbim, personel PJR Tanjungmorawa, mengatakan Minggu lalu, 16 Agustus pukul 17.00 WIB, ada seorang laki-laki memakai baju batik dan peci datang seorang diri ke Kantor PJR, lalu menemui Bripka L Nainggolan untuk meminta uang, namun tidak diberikan.
“Selanjutnya, laki-laki tersebut pergi. Sekitar pukul 22.00 WIB, Aipda Bimbim melihat motor Yamaha Mio diparkir di depan PJR. Karena melihat tidak ada pemiliknya, sekitar pukul 23.00 WIB, motor tersebut dipindahkan ke halaman parkir PJR Tanjungmorawa,” urainya.
Mantan Kanit Buncil Subdit III/Jatanras Ditreskrimum Polda Sumut itu, menegaskan laki-laki yang mengenakan baju batik dan peci tersebutlah Muhammad Zailani alias Lani yang mayatnya ditemukan mengapung di Sungai Belumai.
Berdasarkan keterangan keluarganya, korban memang mengalami depresi alias stres. Jadi, petugas kita sudah mengecek CCTV di Kafe Bunbun, Jl. Limau Manis, Tanjungmorawa. Untuk tanggal 16 Agustus 2020, sudah tidak ada (terinstal ulang). Sedangkan untuk tanggal 17 dan 18 Agustus 2020, negatif tidak terlihat korban melintas.
“Kita juga berkoordinasi dengan PJR Poldasu untuk membuka CCTV di Simpang Kayu Besar, Tanjungmorawa. Mengecek CCTV Bank Negara Indonesia (BNI) Simpang Kayu Besar, namun negatif ada terlihat. Dan kita sudah mengamankan motor yang dibawa korban sebelumnya,” rincinya.
Wartawan juga kembali mempertanyakan kembali apakah Zailani merupakan korban pembunuhanmungkin bunuh diri, atau mandi-mandi di sungai, terus tenggelam. Tapi, kemanakah baju batik dan celana yang dikenakan korban, Firdaus belum bisa memastikannya.
“Semuanya masih dalam penyelidikan,” jawabnya singkat.
Penulis : Budi
Editor : Yudis
No Comments